Sabtu, 25 November 2017

Pahlawan Berjasa

Seperti pagi ini
Langkah kakinya terdengar khas
Dengan irama terlatih berpuluh tahun
Lalu masuk ucapkan salam, tanda penghormatan

Wajah santun penuh kebijakan
Pakaian yang terlalu licin untuk ukuran guru besar
Tangan penuh doa kebajikan
Keluar petuah-petuah bermakna

Jalan terlalu lama untuk dipikirkan
Periuk nasi tak pernah jadi kendala
Mentari tak berhenti bersinar
Tak Mengalihkan setiap gerak petuah mulia
Terimakasih guru, pelita yang takkan pernah redup

Jumat, 24 November 2017

Belajari Dari Anak

" Semua Hewan bertelurkan Ayah?"

" Tidak semua hewan bertelur, beberapa hewan memang berkembang biak dengan bertelur tetapi juga sebagian melahirkan."

" Kalau bebek."

" Bebek bertelur ayah."

" Coba sebutkan hewan apa saja yang bertelur ayah."

"Emm, Bebek, Ayam betina, Cicak, Buaya ada juga ular."

" Kalau sapi ayah."

" Sapi melahirkan."
Percakapan diatas spontan saja, mengalir tanpa ada yang memulai. Mungkin percakapan dengan bundanya sebelum aku pulang mengajar. Cara berpikir sudah sangat logika dan memeliki tingkat kekritisan yang dimiliki oleh anak berusia 5 tahun.

Perkembangan ini membuatku terkesan. Misalnya ketika Eza pulang dari bermain dengan adikynya, keluar rumah untuk mengekspresikan apa yang menjadi menarik.

" Ayah aku sudah selesai bermain, aku pulang ayah."

" QQ mana."

" Masih diluar."
Ketika hujan lebat, aku mengizinkan mereka berdua untuk bermain hujan. Dulu sewaktu kecil juga melakukan hal yang sama, bermain hujan sampai badan menggigil. Bibir biru dan jari-jari tangan keriput. Kebebasan ketika bermain hujan merupakan kebebasan yang mengandung keindahan.



Kamis, 23 November 2017

Naruto Vs Wiro Sableng

Bagian 3

" Seharusnya kau tak melakukan itu, pertarungan yang membahayakan sebuah kekuatan raksasa, kau tahu...para pendekar di tanah Jawa bukan omong kosong, mereka para petarung yang tidak kenal menyerah sepertimu. Bahkan para kumpeni yang ku dengar "mengepung" mereka selama "350" tahun, lari terbirit-birit ketika berhadapan dengan badik, clurit, pedang, golok, ataupun tombak. Naruto, tidak semua yang kau lakukan akan berakibat bagi baik bagi Konoha, beberapa mungkin akan menimbulkan perang dunia ke tiga, atau ke empat. Ingat Naruto Negeri Damai yang kau cita-citakan. Rasenggan yang kau banggakan dapat ditahan oleh Kapak Naga Geni, itu berarti Kalian sama-sama kuat."

Naruto terbaring lemah di rumah sakit. Setelah beberapa tulang disembuhkan oleh Sakura. Burung Gereja hinggap di daun jendela, Naruto menitikkan air mata, dadanya sesak.

" Guru Kakashi, apa yang kulakukan sudah benar."

" Aku tidak punya jawaban, kau sendiri yang punya jawaban, satu hal yang perlu kau buktikan adalah, seberapa besar cintamu pada kedamaian sehingga kau mampu memiliki kekuatan untuk menghargai perbedaan dan mencintai persamaan."

Kakashi berjalan pelan membuka pintu rumah sakit, bayangan guru Jiraiya memenuhi pelupuk mata Naruto.

" Kau mau kemana guru."

" Aku ingin pergi mengunjungi makam Obito, ada hal yang ingin kukatakan, akhir-akhir ini jurus teleportasiku sering tak akurat."

" Jadi pertarunganku dengan pendekar berbaju putih itu salah satu ketidakakuratan jurus teleportasi guru, aku ingin sekali lagi pergi ke Tanah Jawa, tapi tidak dengan jurus teleportasi guru, aku ingin berjalan, berlari, berkuda, menaiki kapal, atau naik balon udara. Asal tidak dengan jurus menembus waktu milik guru."

Selasa, 21 November 2017

Jeger

BAB 1
Guru Piket

Aku wis nggantung cekelan wesi sing ana nang pinggir lawang bis Dony Jaya, rasane pegel banget. Otote kaya de ciwita tang. Neng ati wis sekang desa merden dongane ora ketinggalan. Telung menit maning biyunge nyong olih kabar sekang sekolahan MAN, sing jenenge Jon tiba sekang bis. Angen-angen kaya kuwe dadi nggo cekelan ben ora tiba sekang bis. Batir-batir sekang desa Rembang wis sesek-sesekan kawit esuk.

Alhamdulillah, Neng bancar sekiye Pasar Badhog Center, murid-murid sekang SMA Muhammadiyah alun-alun Purbalinga pada medun. Tangane nyong dadi istirahat semending, otote kendor sedela.

Soal tangan pegel ora karuan wis ilang, ana masalah sing gede, lima menit maning aku arep ngadepi guru piket dina senin. Guru piker dina senin wis tek bayangna guru piket sing paling di wedeni neng sekolah MAN IDOLAKU Kedung Menjangan. Jenengane Pak Taro, guru Kimia sing duwe kebiasaan ngukum murid sing telat karo ora bisa pelajaran Kimia.

Minggu, 19 November 2017

Novel Radio Mini

Setiap sabtu malam anak-anak muda duduk-duduk di piggir jalan bersama teman-teman untuk bersenda gurau, atau yang lebih bermanfaat biasanya menanyakan NDAUT (membersihkan sawan dari tanaman liar). Sebenarnya suasanya cukup sunyi cenderung menyeramkan, tapi hanya dengan cara seperti itu anak-anak muda selalu "waras" dalam menghadapi situasi buruk atau menghimpit ubun-ubun manakala pekerjaan tak kunjung ada.

Woro-woro dari kota dengan cara berkeliling menggunakan mobil pick up menyebarkan pamflet masih menunggu cemas. hiburan layar tancap menjadi barang mahal, ini seperti hajatan besar seorang lurah atau orang terpandang.

Salim tinggal di desa Kaligondang, dibawah kecamatan Purbalingga. Sebuah kota yang sangat dicintai Salim. Udara yang segar, pohon-pohon menjadi payung teduh, dan alam yang menyenangkan.

Selesai makan bakso, Salim, Kak Tiwi, dan adiknya Wara, menghabiskan sisa malamnya mendengarkan wayang kulit dari radio mini hadiah dari ayahnya yang bekerja di Tanjung Pinang Riau.

Hiburan mata berupa menontot TV adalah hal yang istimewa bagi kami, sngat jarang nonton hiburan anak, melihat langsung gambar-gambar bergerak indah. TVRI adalah teman setia kami, melihat Ketoprak, Album Minggu Kita, Gareng, Petruk, Semar dan Bagong beraksi dengan bedak tebal putih menutupi wajah.

Bila libur telah tiba, biasanya Film kartun yang membuat dada kami berdebar-debar. Tak ada suara berisik dan komentar menyebalkan, karena kami memang jarang melihat film kartun dari Disney.

Kegiatan di Pagi hari terutama hari libur sangat menyenangkan, mencari ikan di sungai-sungai kecil pinggir sawah, berburu burung puyuh untuk di jadikan lauk makan siang, atau sekedar mengumpulkan mainan dari biji-biji yang jatuh dari pohon Mahoni.

Seperti pagi ini, hari minggu sangat di tunggu. kabar bahwa TV tetangga yang biasanya menjadi tempat "nongkrong" sedang mengisi Aki agar TV tetap hidur. sungguh kabar yang buruk. terpaksa kami memutar otak bersama teman-teman untuk mencari permainan yang lain.

Setelah diskusi yang alot akhirnya kami memutuskan untuk berpetualangan mencari bayi-bayi Jangkrik atau bila sedang beruntung Jangkrik Sungu, Jaliteng, atau Jlabang bisa kami dapatkan.

" Lim jam berapa kita kumpul"

" Jam Tujuh kumpul dan langsung berangkat, jangan lupa membawa peralatan berburu itu penting."

" Adik kau ikut lim?"

" Lagi sakit."

" Aku tunggu kalian dua puluh menit dari sekarang."

Sabtu, 18 November 2017

Gempar 6

" Kau harus perbaiki sikap kamu Gem?"
" Contohnya"
" Bersikap baiklah dengan hewan peliharaan kakek, kau tahu kejadian kamu memberikan balsem pada kuda kakek, sekarang kuda kakek ngambek ngga mau keluar"
" Bukannya seru kek"
" Dzolim namamnya gempar"
" Dzolim bukannya tukang tahu gejrot yang jarang mandi itu."
" Bukan Gempar, dzolim itu bisa diartikan memberikan perlakuan tidak adil."
" Adil bukannya minuman hangat yang nikmat."
" Itu candil gempar!, yuk kita sholat maghrib berjamaa, ingat malam ini kamu jaga sikap."
" OK."

Minggu, 05 November 2017

Novel Radio Mini

Sepanjang jalan Pelita masih terdengar suara musik yang enak didengar. Suara Andre Stinky terdengar merdu dalam versi yang lain, anak muda berkumpul di depan rumah sambil memainkan gitar menyanyikan lagu mungkinkah dengan sangat menjiwai.

Kami bersama kakak perempuan ingin menikmati bakso ujung jalan, tak lupa adik tergenggam erat berjalan disisi yang lain. Adikku terlihat tegang, baru kali melintasi jalan di kampung malam hari.

"Mau kemana kak Tiwi".

Minggu, 22 Oktober 2017

Gempar 5

Ki Amat dan Gempar dalam perjalanan pulang ke rumah. Terjadi hal yang menggelikan dan sedikit ganjil, seekor kuda memang di berikan kemampuan untuk berlari dengan kecepatan pacu, bagi Gempar yang kadang bertindak di luar nalar manusia biasa, salah satu contohnya adalah mengoleskan balsem ke (maaf)pantat kuda. Kuda yang menarik delman lari kesetanan seperti hendak diterkam seekor singa.

" Gempar kau apakan kuda kakek, kau ingin membunuh kakek ya!"

" Justru gempar ingin menolong kakek, kau lihat pengunjung pasar seperti ingin menghajar kita!"

" Gempar kau apakah kuda kakek!"

" Gempar olesi pakai balsem kek, hebatkan?

" Bukan hebat, tapi dzolim!, Menyiksa binatang dilarang oleh agama!"

Pejuang

Seorang pejuang Jepang pernah berkata. "Beladiri adalah belajar untuk memaksimalkan energi lawan, dan lihat bagaimana alam bergerak"- (disadur dari sebuah film laga yang dibintangi Jet lee, dalam redaksi yang sedikit berbeda).

..."penyakit kegaduhan ini salah satu penyebabnya adalah adanya berbagai kesenjangan hidup yang tidak hanya di Jakarta tetapi di luar ibukota. Mari kita bangun ketahanan diri dari berbagai penyakit yang ada... ( Dikutip dari dialog pagi di stasiun tv swasta dalam redaksi yang sedikit berbeda. 22 10 17

Beladiri diciptakan bukan untuk saling mencelakakan, melainkan untuk mengenal sejauh mana kita bisa meregulasi emosi dan mempergunakan dalam kondisi yang tepat.

Kamis, 19 Oktober 2017

Ayah Ibu

Abi, Ayah, Abah, Bapak, Papa, Pipi, Babah, Babeh, yang selalu tangguh di segala kondisi dan tak pernah mengeluh untuk nafas panjang setiap hentakkan permulaan.

Umi, Bunda, Ibu, Mama, Mimi, Nyak, Yang selalu tulus memberikan yang terbaik pada setiap permulaan dan setiap penutupan.

Ayah dan Ibu adalah dua perpaduan kata yang tak pernah bisa dipisahkan oleh apapun. Garis turunan ada pada mereka walau kadangkala terpisahkan oleh prinsip dan keegoisan sendiri dan berkelompok.

Ridho Allah ada pada mereka berdua, garis sambung langsung pada sang pemberi kuasa, tak bisa ditawar-tawar.

Semoga kelak kita, kamu, aku, dan semua bisa berbakti dengan cara yang mulia dan beradab. Ayah dan ibu dua mahluk yang diciptakan untuk membedakan kita yang muda dan menitik beratkan pada perlakuan yang semulia-mulianya.

Ibumu, ibumu, ibumu, baru ayahmu. Tiga banding satu. Satu ketangguhan, tiga ketulusan dan pengorbanan tiada terhingga. Paket mulia yang paling mulia, semoga kelak kita bisa mulia, karena memuliakan yang mulia, ayah dan ibu.

Senin, 16 Oktober 2017

Memo

Seperti kapas ketika dilihat, tetapi berat berat ketika dibawa
Ringan seperti air, tetapi menyegarkan ketika amanah.
Sebuah perjanjian yang tak melulu pada kemuliaan, sejarah yang akan mencatat perbedaan-perbedaan.
Tetes peluh dan keringat akan sia-sia manakala berambisi pada ilusi.

Sorak sorak hanya tataran permukaan, tak semuanya murni dan suci. Adakalanya memelihara musang berbulu serigala.
Wujud dan kasat mata hanya beda pengucapan. Tetapi gerak dan langkah sama persis.
Tatapan mata punya banyak makna. Mata khianat, mata kasih sayang, Mata jujur, ada mata kotor.
Prinsip dan norma jadi teronggok sia-sia, manakala tak dilapisi norma keadilan.

Setiap hari kita bernafas, tuhan maha melihat. Sejarah tak pernah luput dari kalbu yang belum mati.
Maka kemana kita akan pergi, ke Utara, Selatan, timur atau ke barat.
Sejarah lalu mengulang, mencatat, menulis dan menyimpan.