Minggu, 15 Oktober 2017

Spion

Spion tak luput jadi percobaan monolog yang sangat menarik. Bagi Qaiser hal-hal yang sederhana jadi lebih menarik. Lihatlah bagaimana pola berpikir Qaiser yang membuat ayahnya tersenyum.

" Hai aku Eza?" Di sebelah kaca spion yang kiri.

" Hai aku QQ?" Di sebelah kaca spion yang kanan.

Begitu sampai merasa bosan. Lalu Qaiser akan tersenyum tertawa. Turun dari sepeda motor dan bertanya tentang sesuatu yang menjadi kebiasaan.

" Apa ada film kartun Tayo ayah?"

" Sepertinya ada, ayo kita cari."

Gempar 4

Pasar sabuk masih ramai pengunjung. Pasar di ujung desa simalakama ini menjadi Pasar sretegis karena dekat dengan desa-desa yang lain. Teriakan, tertawa, juga ada di pasar ini. Terdengar negosiasi yang halus, tinggi,bahkan tak segan-segan bernada ancaman.

"Turunkan harganya sedikit Ki Amat, masih terlalu mahal. Kau tahu sendiri kan, para penikmat jengkol akhir-akhir ini beralih ke menu yang lebih murah, gadung. Belum lagi upeti kepada para penjaga perbatasan desa."

"Aku turunkan sedikit, tapi kau akan membeli gadung-gadungku nanti ya!, Kalau tidak jengkol-jengkol ini akan langsung aku turunkan di desa yang lain, kau bisa melakukannya Ki Bindo."

" Kita bukan anak kecil lagi, kita sama-sama sudah dekat dengan pacul."

Sabtu, 14 Oktober 2017

Api Unggun

Nyalanya berwarna-warni
Selalu menunjukkan warna yang sebenarnya
Warna yang tak sempurna
Warna yang tak hakiki

Masih campuran duniawi
Ruhnya masih tergantung tak jelas
Berakhir tak jelas di akhir penantian
Tinggal menunggu waktu saja

Batang kayu kokoh berwarna
Api merubah warna dunia
Tinggal hitam jadi arang
Gosong tak berharga

Tak bersisa di pagi hari
Tak bersisa di akhir acara
Seperti pemanis suasana
Lalu hilang ditelan ingatan

Minggu, 08 Oktober 2017

Duplikat


Martabak  telor menjadi menu pilihan ketika kesibukan sudah tak terelakan. Seperti malam ini ayah, bunda, qaiser, dan queena membeli martabak yang telornya tiga untuk makan malam kakek dan nenek.

Di belakang tenda penjual martabak berdiri gagah bengkel mobil yang lampunya terang menyinari setiap sudut ruang yang gelap. Sambil menunggu pesanan jadi sebuah pernyataan muncul dari mulut qaiser.

Sabtu, 07 Oktober 2017

Rabu, 04 Oktober 2017

Segenggam Rasa

Harapan tak selamanya menuntun kepada kebenaran
Kebenaran tak selamanya menuntun kepada keadilan
Keadilan tak selamanya menuntun kepada kedamaian
Kedamaian tak selamanya menuntun kepada keutamaan

Genggam tanganku agar kebenaran menjuntai hak dasar kemanusiaan
Genggam tanganmu agar Kedamaian merengkuh segenap lini kehidupan
Genggam tangan kita agar keadilan merata menyentuh sisi yang rapuh
Genggam sama-sama agar keutamaan berjalan beriringan

Rasa itu ada apabila disentuh dengan cinta dan kasih sayang
Rasa menggenggam apabila cinta menyentuh sanubari 
Genggam rasa seperti kita berlabuh di dermaga terakhir
Selanjutnya cita-cita dan harapan selalu menjadi benteng dari sebuah rasa

Gempar 3

Peristiwa gempar memimpin sholat berjamaah secara konyol dan tak sesuai dengan cara sholatnya Nabi Muhammad Saw menjadi perbincangan panas sepanjang orang berkumpul. Baik di warung, pasar, kebun,pengajian, tukang ronda, kuli pasar, para karyawan pabrik, PNS berbagai profesi, bahkan tongkrongan anak-anak pulang sekolah.

Minggu, 01 Oktober 2017

Gempar 2

Setelah diusir dari mushola. Gempar berjalan kaki menuju suatu daerah yang banyak ditumbuhi dengan pohon jengkol.

Gempar melihat dirinya tak begitu dihargai. Penyakit epilepsinya membuat dirinya sering melakukan kesalahan di luar kontrol dirinya.

Pohon Jengkol banyak tumbuh di sekitar tempat istirahatnya. Seorang kakek masih cekatan memetik buah jengkol dengan galah yang panjang, di ujung galah diberi pengait untuk memutuskan ranting berisi kumpulan jengkol-jengkol muda.
Gempar mendekati kakek yang sedang diatasi pohon yang tingginya delapan meter dari permukaan tanah.

Kamis, 05 Januari 2017

Puisi Malam

Nyamuk mendengung di balik telinga
Aku bergurau
Melamun
Memikirkan masa depan
Tapi apa daya
Waktu tak pernah berhenti
Memuja memuji sekalian alam

Selang waktu ...
Manusia menjerit...
Mengutuk pada masa
Apakah rugi atau untung
Roda takdir terus mengggelayut
Pada setiap beban pundak


Mengapa kita tak bisa berubah
Tak bisa keluar
Out Of The Box
Pada Kebiasaan
Kehendak rasa
Tipuan bisikan
Semuanya

Malam puncak segalanya
Siang tak ketinggalan
Pola perlakuan
Pola Kebiasaan
Semuanya

Cerita ini untukku
Kau dan kamu
Di lereng pencarian
Dunia nyata
Semuanya
selamat malam
sekarang pukul 00.10

Jumat, 17 Juni 2016

Hijau

Caranya memandangku begitu aneh. Tajam dan lugas. Mata itu mengingatkanku akan bahaya yang mengancam. beberapa detik kemudian tatapan matanya berubah menjadi sendu.

Aku masih sibuk menghitung uang yang ada di laci. hujan deras mengahalangi pandangan orang ke dalam wartel yang ku jaga. aku hendak bertanya, tetapi wajahnya galak membuatku urung tak bertanya.

Bunyi derit mesin menjalari kupingku. gadis bermata jeli. sejenak mengehala nafas. ia keluar dari bilik telphone.


Berapa Mas.

259 ribu Mbak
"Hah mahal banget. kamu jangan nipu saya ya!"

" Iya memang segitu, mba kan Interlokal, jadi mahal, apalagi ke Hongkong."
" Baru jadi mahasiswa udah korupsi."

Wajahnya makin ketus, tak beraturan, matanya sipit tapi galaknya minta ampun.

" Mba Lihat sendiri, aku tak pernah menipu soal ini."

aku ngotot.
wajahnya melongok ke monitor. dahinya berkeringat. mungkin menahan malu.

" Aku utang dulu. bilang sam bosmu!"

" Disini ngga ngutangin!, mba bisa saya laporin ke polisi ya."

" Laporin aja, aku ngga takut."

Aku kehabisan akal. ternyata aku masih hijau dalam urusan ini. mahasiswi hukum itu langsung kabur dengan memberikan uang 100 ribu saja. aku kebingungan mencari kekurangannya. aku baru teringat besok adalah mata kuliah hukum international, biasnya dia ada. karena dia belum lulus untuk mata kuliah ini.

Tungga besok, akan ku tarik hutanngnya. gayanya saja keren, tapi ngutang.

Rabu, 18 Mei 2016

Ego

Malam masih berdiri kelam. Entah berapa lagi, ego harus Menunggu emaknya yg sedang melwan rasa kematian dan kehidupan. Perasannya cemas. Ego tak sabar untuk menantiii adik barunya. Ego juga sudah punya nama untuk adiknya.

Ego adalah baik ketika memenangkan keadilan. Karena di balik ke egoisannya, ada ribuan nyawa yang akan melayang bila tidak punya ego sedikitpun kepada keadilan.

Ego adalah warisan yang selalu menjadi bahan pertimbangan dalam setiap keputusan. Apakah Ego akan mempengaruhi setiap denyut nadi perubahan, ataukah memang sudah kesimpulan di ujung egoisnya.