Kamis, 27 Juni 2019

Secangkir Kopi

Air panas menghancurkan serbuk kopi hitam yang kasar tak tersentuh lansung dalam-dalam. Tak pernah secangkir kopi yang ditolak oleh orang yang mencintai cangkirnya sekalipun. Karena secangkir kopi bisa meredakan perbedaan yang telah meruncing tajam, bisa jadi.

Secangkir kopi perpaduan yang telah menyelamatkan dari kegelisahan yang semakin tak menentu. Menyembunyikan rasa yang selama ini tak menentu. Secangkir kopi melegakan tenggorokan yang telah menua akibat "racun", mungkin.

Secangkir kopi racikan maha karya, dapat menyembuhkan dan meredamkan keletihan selepas kerja, kalau suka.

Secangkir kopi meredam kekakuan, bila tak menentu tujuan. Buntu jalan, tak terarah. Bila bisa.

Ini hanya secangkir kopi. Tak semestinya diperdebatkan.

Kopi Hitam

Menyeruput dalam panas yang terasa nikmat
Panas yang menggelora
Dalam-dalam
Panas....

Hitam tak selamanya pahit
Karena pahit kadang menyembuhkan
Hitam disematkan pada kopi
Kopi yang membuat terjaga dari ngantuk

Segera panas tak terasa
Asal ngebul tak membuat jera
Karena perbedaan rasa adalah biasa
Di katakan karena selera

Kopi hitam senenaknya hitam
Karena putih bisa seenaknya susu
Kopi hitam membuat lidah tak seperti mata
Kopi dan hitam perpaduan rasa

Asma Allah

Perjalanan hidup manusia selalu menjadi orang yang selalu menyebut asma allah swt.

Orang menganggap bahwa perpisahan adalah hal yang menyakitkan, tetapi untuk orang yang hatinya di liputi kesedihan adalah kenikmatan sempurna bila ikatan tak terlalu kuat untuk dipertahankan.

Asma allah kerap kali disebut ketika perlakuan manusia begitu menyakitkan, harusnya perbaikan tetap menyebut nama allah ketika kelelahan, kelesuan, dan kebodohan masa lalu yang kukuh tetap dipertahankan. Ada orang yang menjerit menyebut asma allah ketika badai menghantam kehidupannya. Keadilan tetap menyebut asma allah di manapun, kapanpun, dan dalam keadaan seaman-amannya.

Kita adalah mahluk yang selalu butuh allah. Apapun itu, jikalau tidak butuh, keadilan allah tetap berlaku.

Allah tetap ada, karena maha kekal, tak pernah tidur dan tak pernah lupa

Kamis, 20 Juni 2019

MUSIM SI KAKI LINCAH

1. Aku dan Jangkrik Sungu
2. Aku dan Jangkrik Jelabang
3. Lobang Gasir
4. Berburu Ikan di Sungai Kecil
5. Berburu Burung Puyuh di bawah pohon Singkong
6. Berburu Burung Brondol
7. Berburu Burung Hantu Siang Bolong
8. Berburu Burung Kuntul
9. Bertemu Bangau Tong-Tong
10. Adu Jangkrik
11. Oseng Belalang
12. Sangrai Laron
13. Kelelawar Emas
14. Ratu genit Burung Sintok
15. Seremnya Gaok
16. Rindu Bido
17. Sang Centil Burung Serwiti

Rabu, 19 Juni 2019

Aku dan mainan di waktu kecil

1. Aku dan Egrang
2. Aku dan Tenggoreng
3. Aku dan Sunda Manda
4. Aku dan Umpet Bal
5. Aku dan Lowokan
6. Aku dan Ha-A
7. Aku dan Karet Tembok
8. Aku dan Karet Jepret
9. Aku dan Karet Jepret Lidi
10. Aku dan Galasin
11. Aku dan Baron
12. Aku dan Sigug
13. Aku dan Ponces
14. Aku dan Sumpringan
15. Aku dan Masak-Masakan
16. Aku dan Tembak-Tembakan
17. Aku dan Bikelan
18. Aku dan Paglongan
19. Aku dan Catur Mini
20. Aku dan Catur Lengkap

Senin, 17 Juni 2019

Lupa

Tak bisa ia lawan meski kau sekuat raksasa
Tak bisa ia temukan meski kau ahli peneliti
Tak bisa ia singkirkan meski kau seorang petarung
Tak bisa ia remukan meski kau seorang pandai besi

Ia bagian dari kekuatan sekaligus kelemahan manusia
Perpaduan yang tak bisa dipisahkan
Satu sama lain

Perlindungan
Untuk hal-hal yang tak bisa kau jangkau
Meski kau susun jadual serapih mungkin

Satu paket dalam diri manusia
Karena ia menggugurkan hukum
Yang tak bisa dipaksa-paksa

Minggu, 16 Juni 2019

TITIK PUNCAK

Predikat bidadari adalah gambaran awal buka akhir
Karenanya sifat manusia tak pernah lekang tuk mangkir
Di tempat umum selalu saja ada titik kumpul
Di tempat mana kalian sudah melampaui titik tumpul
Hingga kalian terus menerus menuruti bisikan bengal

Dulu sang pembisik bengal itu pun tak mau sujud
Kesombongannya telah diperturutkan hingga absurd
Jengkel, kecewa, dan cemburu buta adalah prodak yang telah lama bersemayam dalam dada
Hati yang murni itu sekarang dipenuhi penyakit kronis yang terus menggerogoti kesuciannya
Dada yang dipenuhi kedengkian yang berdarah-darah akan membuat sesak nafas dan mental yang tak stabil
Padahal burung ababil tak pernal labil menggenggam kerikil-kerikil

Titik puncak berupa kemarahan kadang ada benarnya
Ketika kebenaran terus saja disembunyikan lama-lama
Puncak kemarahan bisa jadi obat bagi racun yang mematikan celah kedewasaan
Maka terimalah kemarahan itu sebagai penyegar manakala sabar disalahgunakan
Kebaikan orang terus saja dimanfaatkan
Hingga hilang segala asa, usaha, dan malas berkeringat
Saksikan hingga kebenaran akan memuncak dan menyengat

JEJAK SI BARON

Satu~ Bola-Bola Aspal
Dua~ Ke Bengkel Sepeda
Tiga~ Sprite
Empat~ Roti Lapis Keju
Lima~ Berburu Kelelawar
Enam~ Sang Psikopat
Tujuh~ Nenek Tak Terurus
Delapan~ Berkelahi dengan Perempuan
Sembilan~ Melempari mobil dengan Batu
Sepuluh~ Rumah diserang
Sebelas~Keluarga bromocorah
Duabelas~Lolongan anak perempuan itu?
Tigabelas~ Pindah Rumah
Empatbelas~ Wajah Merah Terluka
Enambelas~ Seperti Hantu
Tujuhbelas~ Korban Perundungan
Delapanbelas~ Belajar Sepeda
Sembilanbelas~ Tukang intip
Duapuluh~ Anak Penjaga Kelabang
Duapuluh Satu~ Menyembunyikan Luka
Duapuluh Dua~ Mercon
Duapuluh Tiga~ Namanya Cungkring
Duapuluh Empat~ Cleptoy
Duapuluh Lima~ Membuang Petasan
Duapuluh Enam~ Berita Mutilasi
Duapuluh Tujuh~ Tembolok Hancur
Duapuluh Delapan~ Makan Tanpa Suara
Duapuluh Sembilan~ Kluron
Tigapuluh~ Membetulkan Sepeda
Tigapuluh Satu~ Penggemar Telor
Tigapuluh Dua~ Peci Hitam
Tigapuluh Tiga~ Rakus
Tigapuluh Empat~ Klarifikasi
Tigapuluh Lima~ Jaga Jarak
Tigapuluh Enam~ Gigi Seri Depan Tanggal
Tigapuluh Tujuh~ Guru
Tigapuluh Delapan~Ucapan Selamat

Penulis San Marta (Sugeng Priyanto)
Novel Petualangan

DULU HITAM SEKARANG PUTIH

Satu * Sang Pengibar Bendera *
Dua * Perundungan *
Tiga * Pahlawan datang di saat yang tepat *
Empat * Cemburu Buta *
Lima * Pertengkaran di depan mata *
Enam * Perundungan Jilid Dua *
Tujuh * Semudah Membalik Telapak Tangan *
Delapan * Pingsan *
Sembilan * Nyeser *
Sepuluh * Berburu di Sore Hari*
Sebelas * Menginap dan Aroma Busuk *
Duabelas * Angkat Beban*
Tigabelas * Ekspresif*
Empatbelas * Sok Pede *
Limabelas * Seperti Leonardo*
Enambelas * Berkemah*
Tujuhbelas * Makan Mie di atas Baskom *
Delapanbelas * Laki-Laki Genit *
Sembilanbelas * Rumah Binatang *
Duapuluh * Titip Marmut*
Duapuluh Satu * Novel Wiro Sableng 212 *
Duapuluh Dua * Kruwek *
Duapuluh Tiga * Mengintip *
Duapuluh Empat * Makan Tebu *
Duapuluh Lima * Pemerah Bibir dari Pasta Gigi *
Duapuluh Enam * Obat Jerawat dari Balsem *
Duapuluh Tujuh * Mie Ayam Gerobak *
Duapuluh Delapan * Striker *
Duapuluh Sembilan * Kudeta Merangkak dan Main Catur*
Tigapuluh * Sahabat*

Novel Remaja

Sabtu, 15 Juni 2019

Aku dan Layar Tancep

Satu, Pengumuman lewat angin
Dua, Selebaran
Tiga, Seperti bangkit dari kubur
Empat,Hiroshima dan Nagasaki
Lima, Jas Kapur Barus
Enam, Bergerak Merayap Seperti Hantu
Tujuh, Hipnotis Massal dan TOA Berjalan
Delapan, Berkumpulan di Lapangan Hijau
Sembilan, Penjual Balon
Sepuluh, Penjual Mainan
Sebelas, Penjual Bakso
Duabelas, Penjual Rokok
Tigabelas,Duduk Beralaskan Tikar
Empatbelas, Promosi satu
Limabelas, Rol Film, Proyektor dan Cahaya
Enambelas, Layar Tancap
Tujuhbelas, Suara Menggema dan Film Mulai Tayang
Delapanbelas, Bunyi Rol Film dan Adegan Laga
Sembilanbelas, Menonton Tak Berkedip
Duapuluh, Duduk di Pangkuan Ibu
Duapuluh Satu, Promosi dua
Duapuluh Dua, Makan Bakso di depan KUA
Duapuluh Tiga, Pemilik Layar Tancap dan mik
Duapuluh Empat, Kupon Berhadiah
Duapuluh Lima, Melanjutkan Ritual
Duapuluh Enam, Kumpulan Karakter
Duapuluh Tujuh, Tertib Semaunya
Duapuluh Delapan, Pulang
Duapuluh Sembilan, Jetleg
Tigapuluh, "Razia" Mandiri.
Tigapuluh Satu, "Razia" Rame-Rame
Tigapuluh Dua, Trending Topik

Senyum Senja

Riang, ceria, gembira, dan tertawa
Lelah setiap gerak tubuh berlama-lama
Berkeringat semangat gerak
Sampai senja menyapa

Senyum kecil tulus nan riang
Lelah bermain, lalu pergi kembali
Sampai senja menyapa
Tak henti mereka tertawa

Langkah-langkah riang nan kecil
Buat semuanya tampak lucu
Walau keringat tampak tumpah
Nafas tersengal dibarengi senyuman puas

Aroma-aroma keheningan nampak setelah senja
Senja bagai raga untuk tuk sejenak mengambil jeda
Senyuman terbaik naik ke layar kepuasan
Saat senja benar-benar tenggelam