Selasa, 14 Mei 2019

Perhitungan sama Allah Swt

Kita melakukan aktivitas yang sifatnya keduniawian tak pernah mengeluh sedikitpun. Karena targetnya jelas dalam ukuran rupiah. Meski lelah dan letih tak pernah ia berucap untuk beralih darinya. Tak pernah kita hitung-hitungan.

Logikanya masih linier. Tak pernah lelah untuk mengejar materi, seolah hidup selamnya. Boleh saja. Asal Equel.

Coba sesekali gunakanlah logika terbalik. Agar tak pernah lelah dalam ibadah. Tak terdengar keluhan. Allah tak pernah hitungan dengan kita. Justru kitalah yang pelit sama Allah. Hitung-hitungan terus sama Allah.

Jumat, 10 Mei 2019

Interval

Interval mengambil jejak untuk rehat sejenak. Sekedar memperoleh tenaga lalu beraktivitas kembali.

Dalam hal perasaan juga sama. Rehat sejenak untuk mengambil kesempatan berpikir apakah perasaannya sama atau berbeda.

Interval amatlah bijak untuk mengawasi diri kita agar tak terlanjur membiarkan kebiasaan buruk apapun itu. Lalu beranjak kepada hal yang mengupgrade tentang nilai pribadi.

Hormat

Hormat adalah cara orang untuk menampilkan karakter pribadi agar terbaca sebagai orang yang memiliki keluruhan budi.

Cara orang memberi rasa hormat adalah berbeda-beda. Tersenyum di kejauhan, melambaikan tangan, mengangguk pelan, membungkuk, dan banyak cara untuk memberi hormat.

Ada juga orang yang berpenampilan baik untuk memberi hormat. Kepekaannya adalah kehormatan itu sendiri.

Seimbang

Selama kita hidup ada saja orang yang tak sanggup untuk siap ketika orang lain berhasil dengan kehidupan duniawinya. Selalu kasak-kusuk di belakang. Tak terima kalau dirinya tersaingi secara materi. Tengoklah sejenak betapa mewahnya fasilitas pribadinya. Hingga hilangnya kepekaan spritual.

Hidup itu rentang waktunya pendek. Seperti kejapan mata. Lalu sibuk merasa kurang dengan apa yang diterima. Singkatnya waktu membelanjakan materi teramat musykil untuk saling berkejaran.

Kita memang masih hidup dunia. Tetapi tak apik bila matian-matian untuk dunia. Paradigmanya adalah banting tulang untuk dunia agar tak malu di akhirat.

Hukum keseimbangan adalah penting agar semua proporsinya tepat sesuai dengan kadar keperluan hidup dunia dan akhirat.

Sabtu, 04 Mei 2019

Target

Seorang pelari mampu berlari dengan kecepatan sempurna. Layaknya seekor cheetah yang tengah berburu mangsa. Hewan ini sangat tepat untuk menentukkan target. Sebelum berlari cheetah bisa berkamuflase secara menakjubkan. Hasilnya target dapat ditentukan dengan tepat. Mungkin inilah yang dijadikan inspirasi bagi sprinter ketika menaklukkan lintasan.

Target adalah seperti cambuk yang membuat kuat bertahan dari sesuatu yang menyakitkan. Hingga mampu menatap sesuatu di balik yang tersembunyi.

Target menelaah yang ganjil, sesuatu yang abstrak, lalu berubah menjadi jelas sesuai langkah dan tujuan. Hidup tanpa target, seperti burung yang rusak sayapnya. Terbang ke atas tapi tak berani manuver.

Jumat, 03 Mei 2019

Kursi Malas

Setelah menjalani aktivitas yang panjang ada interval untuk menikmati kursi malas yang telah menguras energi banyak.

Adakah orang tak pernah menikmati kelelahan setelah aktivitas panjang. Kursi malas adalah yang paling nikmat untuk sekedar melepas keletihan.

Kursi malas menjadi salah satu wujud sykur kita akan jeda dalam berbuat sesuatu yang panjang. Telah ada waktu untuk setuju bahwa kursi malas menjadi nikmat untuk berpikir dan merenung.

Kamis, 02 Mei 2019

Gugusan Bintang

Manusia berencana. Allah yang tentukan. Itulah prinsip hidup yang harus dijalankan oleh tiap manusia. Perbandingan hanya satu. Yang berusaha dan yang lainnya tidak. Rembulan terus berusaha agar mendapatkan apa yang telah menjadi ketentuan.

Destinasi adalah cara berpikir manusia yang telah menempuh perjalanan terlalu lama di dunia. Maka belajarlah dari kesalahan yang pernah kita lakukan.

Kita adalah kumpulan manusia yanh terus memberondong diri agar tak jumawa di hadapan-Nya. Laksana rembulan yang telah menjelma menjadi cahaya yang sedap dipandang. Renunkanlah kawan.

Malam

Melewati nafas yang terdalam untuk memenuhi skandal yang tak pernah padam. Meski sejenak tersendat melawan kepapaan.

Berjalan melupakan masa yang kelam tengah derasnya hujan malam-malam. Pergi dan pulang lalu menarik diri dari evaluasi yang menjemukan adalah ketidakbijaksanaan.

Merongrong malam adalah tindakan yang sia-sia. Karena malam adalah tempat berpijak bagi dermawan yang ingin menyembunyikan tangan kanannya.

Seringkali musafir memutuskan untuk bergerak di bawah bintang malam yang tak pernah jemu untuk berkedip di bawah bayangan unta yang berjalan.

Rabu, 01 Mei 2019

Nasihat Ibu

Merah adalah tanda berani
Begitu bijak bestari penduduk negeri
Perasaan ngeri
Dijemput paksa mulut terkunci


Seorang ibu tampak marah
Melihat anaknya pongah
Tanpa arah
Wajahnya merah


Anak diam mengekor
Terpekur dalam di dekar dasbor
Lalu lalang mobil
Jiwanya tak stabil


Ibu berteriak
Suaranya serak
Kau tahu, ibu melahirkan kamu
Ya aku tahu
Kamu masih merah


Sekarang kamu buat ibu marah
Hati ibu mendidih
Sekarang kau sumringah
kau tampak seperti bromocorah


Ibu doakan kelak kau jadi lurah
Agar kau mengerti hidup orang yang susah
Orang-orang yang berkeluh kesah
Tentang sembako yang berubah


Muhasabah nak...
Agar tak menyesal kelak...
Ibu sayang kamu nak...
Nasihat ibu kepada anak

Minggu, 28 April 2019

Jatuh dan bangkit lagi

Terperosok. Kata yang mungkin tepat untuk memulai pembicaraan ini. Kata bijak ramai digaungkan oleh para ahli bijak negeri ini. Kalau kalian jatuh sekali, bangkitnya harus berulang kali.Karena kita tidak tahu kaki mana yang masih kuat untuk keluar dari lobang kesalahan.

Menara yang tinggi, kokoh dan gagah adalah hasil riset berulang-ulang hingga bisa kalian nikmati sambil terkagum-kagum. Mungkin para pembuatnya tak henti untuk terus bangkit dari kesalahan dan kelelahan membangun tiap jengkal embrio menara.

Lautan kesalahan yang kita lakukan, selalu ada celah untuk bangkit dan berenang meninggalkan buih-buih ketakutan untuk beralih menuju perbaikan.

Rasa

Rasa pergi dengan hati yang nelangsa. Akal sehatnya yang selama ini mampu mengembalikan kebodohannya tiba-tiba redup di hadapan paras wajah yang menawan. Kepribadiannya kabur manakala mata hatinya tertutupi oleh sesuatu yang menipu. Paras menawan bukan satu-satunya keindahan yang abadi.

Akhlak adalah simbol peradaban. Ia mampu merekatkan perasaan yang telah lama hilang. Yaitu rasa cinta kepada sang khalik. Nuraninya tak mau merasakan tanah, air, api, dan udara menolaknya dengan penolakan yang mengerikan. Rasa mampu membaca situasi mengerikan itu.

Semua manusia memiliki rasa. Pengalaman hidupnya lah yang mampu mewarnai rasa. Ada yang kalah karena membabi buta memberikan rasa dengan gratis kepada duniawi tanpa memikirkan setelah kematian.

Rasa itu mampu menahan kepada yang bukan haknya. Meski kesempatan itu ada, tetapi ia tekan rasa hingga muncul rasa Ihsan yang telah lama digelutinya.