Bagian 3
" Seharusnya kau tak melakukan itu, pertarungan yang membahayakan sebuah kekuatan raksasa, kau tahu...para pendekar di tanah Jawa bukan omong kosong, mereka para petarung yang tidak kenal menyerah sepertimu. Bahkan para kumpeni yang ku dengar "mengepung" mereka selama "350" tahun, lari terbirit-birit ketika berhadapan dengan badik, clurit, pedang, golok, ataupun tombak. Naruto, tidak semua yang kau lakukan akan berakibat bagi baik bagi Konoha, beberapa mungkin akan menimbulkan perang dunia ke tiga, atau ke empat. Ingat Naruto Negeri Damai yang kau cita-citakan. Rasenggan yang kau banggakan dapat ditahan oleh Kapak Naga Geni, itu berarti Kalian sama-sama kuat."
Naruto terbaring lemah di rumah sakit. Setelah beberapa tulang disembuhkan oleh Sakura. Burung Gereja hinggap di daun jendela, Naruto menitikkan air mata, dadanya sesak.
" Guru Kakashi, apa yang kulakukan sudah benar."
" Aku tidak punya jawaban, kau sendiri yang punya jawaban, satu hal yang perlu kau buktikan adalah, seberapa besar cintamu pada kedamaian sehingga kau mampu memiliki kekuatan untuk menghargai perbedaan dan mencintai persamaan."
Kakashi berjalan pelan membuka pintu rumah sakit, bayangan guru Jiraiya memenuhi pelupuk mata Naruto.
" Kau mau kemana guru."
" Aku ingin pergi mengunjungi makam Obito, ada hal yang ingin kukatakan, akhir-akhir ini jurus teleportasiku sering tak akurat."
" Jadi pertarunganku dengan pendekar berbaju putih itu salah satu ketidakakuratan jurus teleportasi guru, aku ingin sekali lagi pergi ke Tanah Jawa, tapi tidak dengan jurus teleportasi guru, aku ingin berjalan, berlari, berkuda, menaiki kapal, atau naik balon udara. Asal tidak dengan jurus menembus waktu milik guru."
" Seharusnya kau tak melakukan itu, pertarungan yang membahayakan sebuah kekuatan raksasa, kau tahu...para pendekar di tanah Jawa bukan omong kosong, mereka para petarung yang tidak kenal menyerah sepertimu. Bahkan para kumpeni yang ku dengar "mengepung" mereka selama "350" tahun, lari terbirit-birit ketika berhadapan dengan badik, clurit, pedang, golok, ataupun tombak. Naruto, tidak semua yang kau lakukan akan berakibat bagi baik bagi Konoha, beberapa mungkin akan menimbulkan perang dunia ke tiga, atau ke empat. Ingat Naruto Negeri Damai yang kau cita-citakan. Rasenggan yang kau banggakan dapat ditahan oleh Kapak Naga Geni, itu berarti Kalian sama-sama kuat."
Naruto terbaring lemah di rumah sakit. Setelah beberapa tulang disembuhkan oleh Sakura. Burung Gereja hinggap di daun jendela, Naruto menitikkan air mata, dadanya sesak.
" Guru Kakashi, apa yang kulakukan sudah benar."
" Aku tidak punya jawaban, kau sendiri yang punya jawaban, satu hal yang perlu kau buktikan adalah, seberapa besar cintamu pada kedamaian sehingga kau mampu memiliki kekuatan untuk menghargai perbedaan dan mencintai persamaan."
Kakashi berjalan pelan membuka pintu rumah sakit, bayangan guru Jiraiya memenuhi pelupuk mata Naruto.
" Kau mau kemana guru."
" Aku ingin pergi mengunjungi makam Obito, ada hal yang ingin kukatakan, akhir-akhir ini jurus teleportasiku sering tak akurat."
" Jadi pertarunganku dengan pendekar berbaju putih itu salah satu ketidakakuratan jurus teleportasi guru, aku ingin sekali lagi pergi ke Tanah Jawa, tapi tidak dengan jurus teleportasi guru, aku ingin berjalan, berlari, berkuda, menaiki kapal, atau naik balon udara. Asal tidak dengan jurus menembus waktu milik guru."