Tampilkan postingan dengan label Story Telling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Story Telling. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 September 2014

Dialog Kecil

Kambing dan Halikopter siang itu lapangan yang di kelilingi oleh pohon bambu terasa nyaman. Diun seorang penggembala kambing tengah gundah karena akan berpisah dengan kambing peliharaannya. Somplang, Edi, dan Slamet tengah tekun mendengarkan ceritanya. " Met gimana nasib kambing saya." " udah relain aja, kambing bandot aja." " Tapi aku masih sayang banget sama ni kambing." " Kamu lebih sayang mana kambing atau kakak kamu yang ingin pergi ke Batam." Edi menambahkan. sementara Somplang melihat dan mendengar. Anak kecil itu terlalu kecil untuk bisa menilai apakah yang di maksud dengan rasa kehilangan. " Lang kenapa diam saja." " Kamu lapar." Edi pura-pura nanya. " Andai saja saya punya pesawat." Diun lemah berkata " Buat apa." Slamet bertanya. " Saya pasti akan bawa pakai pesawat ke suatu tempat. 

Dialog kecil diatas adalah potret tentang kegamangan dalam mengahadapi hidup, antara menurunkan ego untuk mengalah atau mengumbar harapan yang menyempitkan akal. Hadapai kenyataan dan kreatiflah dalam memaknai hidup yang terlalu "simple."

Selasa, 08 Juli 2014

Passion

7 juli 2014 aku begitu bersemangat karena Net TV dalam acara Indonesia MOrning Show telah menunjukkan bagaimana sebuah passion mengantarkan seorang Roni Gani yang hingga mampu mencapai sebuah kepastian hidupnya.

Kedua mataku tak berkedip ke layar kaca ketika menyaksikan bagaiman seorang Roni berucap" aku tidak akan menjadi apa-apa kalau terus menggeleti bidang ini(arsitek)". Ia tersadar dan menemukan passionnya ketika kuliah hampir selesai.

Net TV dalam acara Indonesia Morning Show berhasil menghadirkan sosok yang terus memupuk semangatku untuk tetap bertahan menjadi seorang penulis novel fiksi, dan itu tidak mudah.

Aku kagum dan salut dengan Roni, ia berani keluar dari zona nyaman dan menemukan passionnya.

Langkah yang diambil Roni membuatku tersadar, Ia juga sempat bekerja menjadi arsitek dan itu hanya bertahan sampai 6 bulan, uniknya di sela-sela kesibukannya menjalani pekerjaannya, ia masih meneruskan hobinya membuat gambar-gambar animasi.

Menurutku bekerja harus dengan passion, bila tidak mungkin hasilnya tidak akan maksimal.

Selamat Roni, Anda telah menemukan passion hidup.

Senin, 07 Januari 2013

Naruto VS Wiro Sableng

Matahari sudah semakin tinggi. tetapi pertarungan belum juga berakhir. Naruto sudah mengeluarkan Kagebunshin, tetapi dapat di tangkis dengan Kapak Naga Geni 212. Naruto telah menganggap remeh kesaktian Wiro Sableng. pertarungan semakin sengit, mana kala Wiro mulai mengeluarkan jurus-jurus anehnya.

" Jurus Monyet Melempar Buah,..." teriak Wiro

" Hei anak jepang berambut kuning, kau akan merasakan bagaimana jurusku ini." sengit Wiro

Naruto tampak heran dengan jurus aneh yang di keluarkan oleh Wiro. lawan baru yang selalu memegang kapak bertuliskan angka 212

" Alah...jangan banyak omong kau!, saya tak takut dengan jurus murahan itu." sumbar Naruto

"Kagebunshin!", teriak Naruto. Naruto tak patah semangat untuk mengeluarkan jurus yang satu ini.

Kagebunsin termasuk jurus kesukaan Naruto yang bisa merubah dirinya menjadi seribu bayangan.

Wiro mendelik melihat begitu banyak bayangan Naruto di depan. segera ia mempercepat jurusnya agar jadi jurus yang ampuh.

Hiat...

Jumat, 21 Desember 2012

Garis Keturunan

Aku di takdirkan mendapat garis keturunan yang keras, bapakku seorang tentara yang sering bergerilya dari hutan satu ke hutan yang lainnya. Ibuku juga mantan relawan dokter pada pasukan yang di pimpin suaminya sendiri. Bertahun-tahun bergerilnya memimpin perjuangan melawan rezim diktaktor yang di pimpin oleh temannya sendiri, mengkibatkan di lema sendiri bagi Ayahku. Ketika dalam satu aksi baku tembak sedang berlangsung, pasukan yang di pimpin oleh Ayahku berhasil memukul mundur pasukan pemberontak yang di pimpin oleh temannya sendiri.

Dalam situasi yang menegangkan Ayahku berhasil menodongkan pistolnya tepat di kepala temannya. Adu argumen terjadi, sedang yang lainnya mengawasi dialog antar pemimpin itu. pistol yang Ayah pegang pelan-pelan di turunkan dan menghadap ke tanah. Di luar dugaan, tangan pemberontak itu menusukkan belati ke leher ayah dan kemudian menyayatnya secara melintang. Kejadiannya begitu cepat, salah satu anak buah Ayah langsung tanpa komando menusukkan bayonetnya ke punggung pemimpin pemberontak itu. bukan hasil kemenangan yang di dapat, tapi kesedihan yang kemudian melanda pleton yang di pimpin Ayahku. Begtulan kesimpulan yang selalu ku ingat. Kisah ini berhasil aku rekam dalam ingatanku. Hasil obrolan panjang dengan ibuku pada satu malam larut.

Rabu, 12 Desember 2012

Rumah Masa Depan


Satu masa hidup lah seorang tukang bangunan yang sangat pandai dalam membuat struktur bangunan yang mengagumkan bernama Pa Lebay. Satu hari PAK lebay di perintah oleh sang majikan untuk membuat satu rumah dengan miniatur dan desain yang paling lux dan termewah. Karena yang memberi perintah adalah Majikannya sendiri hingga tak merasa enak bila menolak perintah tersebut. Tetapi dalam waktu yang sama pa Lebay ini ingin mengunjungi istri dan anak-anaknya di kampung halaman. Pak Lebay sudah mencoba untuk menolak perintah  tersebut tapi rupanya sang majikan bersikukuh untuk tetap meminta dirinya  untuk membuat rumah yang paling bagus dan mewah. 

Al hasil dengan berat hati Lebay mengiyakan perintah tersebut. Dan dia pun mulai membuat bagunan rumah. Karena hati dan pikrannya sudah tidak focus lagi membuat bangunan tersebut. Pikiran  dan hatinya sekarang ada di kampong dan dia ingin cepat-cepat pulang kampung. Maka dia pun membangun rumah tersebut dengan asal-asalan tanpa memperhatikan pola dan ukuran serta struktur bagunan.  Intinya Pak Lebay membuatnya pun dengan setengah hati. Tidak seperti biasanya.   

            Maka bisa di pastikan hasil bangunannya pun jadi dalam waktu yang tidak terlau lama. Sang majikan pun ingin  melihat bangunan tersebut. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, sang majikan pun tiba bersama keluarganya. Hati sang majikan begitu sedih begitu melihat bangunan hasil pekerjaan Pak Lebay. Tidak seperti yang sudah-sudah. Dengan reputasi sebagai tukang bangunan yang Best Seller maka majikan tersebut barbaik sangka.

Setelah melihat banguanan itu, sang majikan pergi mengunjungi Pak Lebay di kontrakannya. Tak begitu sulit untuk menemukan Pak Lebay.       
“Pa lebay... Apa kabar?” sang majikan menyapa ramah.
“ Alhamdulillah baik Pak?” begitu juga dengan Pak Lebay
             “Denger-denger mau pulang kampung ya.” Selidik sang majikan.
“Iya ini.. sudah lama tidak berkunjung ke kampong..gimana Pak rumah baru yang saya buat.” Pak Lebay tak sabar menunggu jawaban dari tuannya.
“Siiip!. Sambil mengacungkan dua jempol. Kalau Pak Lebay yang buat pasti hasilnya memuskan. he..he..” Sang majikan mencoba menyembuyikan kekecewaan yang mendalam. Di sela obrolan yang hangat sang majikan bertanya..
“ Saya  mohon maaf ni pa lebay.?”
“Kenapa memangnya...seperti ada yang di sembunyikan.” selidik pa lebay.
“ Sebetulnya rumah baru hasil buatan Pak Lebay ini, bukan untuk siapa-siapa tapi untuk Pak lebay sendiri.”

Mendengar penjelasan sang majikan Pak Lebay jantungnya merasa  berdetak cepat, lututnya gemetar, dia tak menyangka kalau rumah baru ya ia buat dengan asal-asalan ternyata buat dirinya sendiri. Pa lebay pun menyesal dengan amat sangat sambil menangis tersedu-sedu. Seandainya ku buat rumah dengan  sunguh2 pasti kejadiannya tak seperti ini

Dalam hidup ini, kita sering berbuat baik seadanya. Menolongpun dengan seadanya. Terkadang kalau mau jujur semua yang kita lakukan bisa jadi dalam keadaan terpaksa. Padahal yang kita lakukan akan berubah menjadi apa yang kita berikan. Rumah masa depan kita, kelak akan seperti apa ya....bila kita sudah meninggal.

Minggu, 09 Desember 2012

Penghianatan

Oki memandangi jam klasik hadiah dari Almarhum Ibunya yang  masih bisa bertahanmenempel di dinding kamar kontrakkannya. Jam ini merupakan pelipur lara bila rasa kangennya membuncah. Sambil menyusui bayinya yang dari jam 2 malem itu tidak bisa tidur dengan nyenyak. Oki terus memperhatikan jarum jam yang mengayun terus tanpa lelah. Jam klasiknya tetap pada perfoma puncak.

            Dengkuran Harry malam ini belum terdengar. Sebagai  istrinya Oki paham betul kalau suaminya sampai malam ini masih terjaga dari tidur. Beberapa kali Harry mengganti posisi badan agar bisa tidur. Oki hanya memperhatikan saja, rasa gelisah yang di rasakan oleh suaminya. Karena dirinya sedang sibuk untuk meninabobokan bayinya yang berjenis kelamin laki-laki itu.

Rabu, 05 Desember 2012

Restu Sang Nenek


Tangisanku belum juga reda dari 1 jam yang lalu, masih meninggalkan sisa tangisan yang menyayat hati. Perjodohan di kalangan masyarakat di desaku terus mengakar kuat dan tampak tak tergoyahkan. Tekanan kuat untuk segera menerima perjodohan adalah dari nenek yang begitu kukuh mendesakku. Ibuku tampak tidak berdaya kalau nenek sudah berkehendak. Berkali-kali ibu membelaku dengan linangan air mata agar diriku bisa melanjutkan study ke jenjang Perguruan Tinggi.

Selasa, 04 Desember 2012

Gempar 1



Orang-orang dusun simalakama sedang gempar dan bingung manakala berita tentang adanya orang gila yang telah memimpin jamaah sholat. Tapi saking jauhnya dari kota membuat penduduk ini tak mengenali wajah orang gila yang menjadi imam. Apalagi untuk mengenali suaranya. TV hanya ada satu di balai desa.
Sampai suatu ketika imam mushola yang biasa di daulat menjadi imam. Jatuh sakit dan tak bisa memimpin sholat jamaah seperti biasanya. Lalu imam mushola ini mengirim utusan laki-laki paruh baya untuk jadi imam sementara.

Tibalah sang utusan ini ke mushola yang di pesan imam asli itu. mengetahui utusan imam asli datang, sang marbot pun menyuguhkan anekhidangan. Ada satu hidangan yang membuat imam utusan itu jadi tertatrik.

“Ini apa, kok hitam-hitam sih”. Utusan imam itu bertanya.
“ Ini hati kambing tadz.” Jawab sang marbot.
“ berarti makan ati dong?”. Utusan imam menimpali lagi.
“  bener banget Tadz.” Kembali sang marbot menjawab senang.
“ Teh botolnya mana?, ungkap Utusan imam sambil memperlihatkan gigi kuningnya.
“ Lho kok teh botol Tadz,?”.  Sang marbot bingung.
Kalau makan ati, minumnya teh botol. Dan apapun makanannya minumnya pasti teh botol. Ha-ha-ha. Utusan imam ketawa lalu pergi meninggalkan sang marbot yang kebingungan.

 Sambil menutup pintu, utusan imam itu langsung bersenandung. Tapi masih ngliat kepada sang marbot. “dasar kau keong racun....dan Dah...baby.
Marbot satunya lagi yang sedang  nyapu jadi ketawa.
“kaya banci ya..., sang marbot satunya lagi bingung.”
Lalu keduanya meneruskan bersih-bersih  mushola karena sebentar mau magrib.

Persahabatan



Pagi ini, di kebun luas milik Pak Sabar sedang ramai-ramaianya panen singkong. Ini berimbas pada pulusi suara yang di sertai tawa canda ria para pemanen yang hadir di kebun milik Pak Sabar. Para penghuni hewan sebelah seperti satu kambing jantan, Satu Ayam Jantan, dan satu kucing. Pak sabar sengaja meninggalkan satu-satu sebagai penghibur di kala bete dan boring. Semenjak kelompok Kambing, Ayam, di jual ke pasar untuk menyokong pernikahan salah seorang sauadaranya di kampung. Pak Sabar sering kesepian, makanya Pak Sabar meninggalkan satu per satu hewan peliharaannya. Untuk kucing lain lagi ceritanya. Menurut informasi yang di dapat, kucing betina peliharannya Pak Sabar tewas di tabrak motor, sementara pengendaranya kabur lari tunggang langgang.
          “Cing udah sarapan belum, pagi ini kayanya manusia pada seneng banget ya. Lihat saja tuh, Pak sabar dan manusia yang lain tampak gembira memanen singkong rame-rame”. Jago bertanya sambil sarapan beras yang di kasih Pak Sabar.
          Pagi ini rupanya Pak Sabar sudah ke kandang Ayam Jago untuk memberikan sarapan. Sementara Kucing dan Kambing biasanya agak kesiangan. Rutinitas seperti ini sudah di pahami oleh ketiga hewan tersebut. Kandang mereka bertiga berdekatan satu sama lain. Hingga bisa bercerita satu sama lain. Kalau lagi males biasanya hanya menyapa. Hay Gais?. Tapi  biasanya masih pada ngantuk di kandangnya masing-masing. “pertengkaran” hanya mereka yang bisa memahami.
          “belum Go lagi males aja, ntar siang-siangan ja deh.” Kucing jawab sambil bo-boan di rumput gajah tempat dimana malas-malasan.
          “Kasien deh kamu, lihat tempat berburu kamu sekarang lagi di panen rame-rame buat di ambil singkongnya.” Kambing mulai ngledek.