Ia pendiam laksana air yang mengalir paruh waktu. Sejalan dengan pikiran yang tak terluapkan.
Giginya rata tetapi sorot matanya tajam seperti hantu siang bolong yang 'mengungkai' pakainya secara lupa diri.
Secara tak sengaja gadis itu keluar suara yang mengagetkan. Seperti bersiul keras. Terdengar mirip burung parkit.
Menjemukan sekali orang yang bersikap lemah lembut. Dibelakangnya 'memutilasi' secara kejam
Jalannya menunduk seperti menggendong beban berat yang tak tertangguhkan.
Seperti malam, bintang dan rembulan saling berbisik ceria. Satu sama lain saling mengisi. Tidak pernah berhianat.
Gadis Parkit
Lahir di Purbalingga-Jawa Tengah. Tepatnya di desa Kaligondang. Satu desa yang sunyi dan nyaman untuk kontemplasi. Hobi Merenung, dan tak begitu suka dengan keramaian. Sulit untuk melupakan masa-masa kecil.
0 Comments:
Posting Komentar