Rabu, 11 Maret 2015

Novel Dua Sayap Ksatria Bintang

Akka

Mendung masih menatap orang-orang bersahaja. Akka Seorang pemuda gelisah karena kereta tidak kunjung datang. Aneh. Di tengah salju begini lengit gelap. Bagi Akka Aneh, tetapi bagi pengunjung seperti Rubah salju adalah suatu kehangatan. akan datang hujan sekaligus salju.

Akka menatap seorang anak kecil berambut cepak tengah mengendap-ngendap seperti ular mengintai mangsa. Ia membawa senapan berburu. Anak itu kelihatan cekatan. sudah puluhan kali akka menatap anak itu ketika membidik seekor kelinci.

"Hai nak. arah jam 10, kelinci akan masuk lubang." Ia menengok kearah Akka.
"Dor" Seekor kelinci melompat keatas dan darah mengalir di atas salju tebal. seakan sirup membasahi parutan es di musim panas.
" Good Job My Friend."

Anak itu tersenyum.
"Thanks. Kau sangat baik."
"Kau mau kemana" " Kampus Peradaban" "Hati-Hati di jalan. kau akan memerlukan kaki yang kuat"
Akka melambaikan tangan. dingin makin menusuk. Suara gemuruh datang. kereta akan menembus bawah tanah sepanjang satu 1 mil.
Sang Masinis tak mau berhenti di daerah seperti ini. ini adalah daerah paling mengerikan untuk berhenti. samping kanan kiri adalah jurang yang dalam lengkap dengan tombak-tombak es yang kokoh.

Akka harus menaiki tebing standar dan melompat keatas kereta dengan zero mistake. kalau salah perhitungan nyawa taruhannya.

"Hai Kids. Doakan saya."
Ia mengangguk.
Akka langsung menaiki tebing dengan tangan kosong. Akka harus berada diatas jarak 5 meter diatas punggung kereta.

Kereta meluncur dengan cepat.
"Hup."
Tubuh akka terepelanting sebentar. lalu ia mencengkaram kuat punggung kereta. perjalanan kuliah baru akan di mulai.

0 Comments:

Posting Komentar