Kamis, 12 Maret 2015

Berbagi Cerita

"Bunda aku ngga mau belajar lagi malas Ah..."
"Kenapa."
"Gurunya galak dan ngebetein."

Sekilas dialog tersebut sudah biasa dan sudah terjadi pada anak sekolah pada umumnya. tetapi betulkah hal itu wajar dan tak punya dampak apa-apa di masa depan.

Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas bukan dalam rentang waktu yang pendek. tetapi dalam waktu 12 tahun atau bahkan lebih. hal tersebut mengakibatkan efek trauma imajinasi yang cukup "menyedihkan". tentunya sebagai orang tua yang bijak perlu menyikapi perkembangan anaknya dengan tuntas.



1. Apakah beberapa para guru di indonesia sudah mengetahui pola mengajar yang baik. punya sentuhan yang berkesinambungan terhadap intelektual spiritual atapun emosional. ada baiknya guru juga perlu mengetahui karakter masing-masing anak.

2. Apakah beberapa guru selalu mengatakan bahasa dengarkan aku bukan dengarkan kemampuan murid. hingga tidak bisa menyelaraskan antara frekuensi, gema, dan isi hati para murid.

3. Apakah sekolah di ciptkan untuk "memproduksi manusia yang serba bisa." lalu, di dunia nyata beberapa dari mereka tumbang ketika dunia nyata terlalu keras dan tak mau kompromi.

4. Apakah sekolah di ciptakan untuk menanamkan budaya manusia sempurna, hingga muncul keraguan pada anak dengan kemampuan yang unik untuk lebih tidak sekolah, karena sekolah membuatnya stress berat.

5. Apakah Tuhan menciptakan Manusia untuk menjadi Superman, Batman, Iron Man, Hulk, Spiderman. bukan begitu. Tuhan menciptakan manusia untuk menjadi pimpimpin bumi dengan cara-cara yang tidak instan. bukan menjadi manusia seragam pahlawan. tetapi berjiwa pahlawan.

Wah...hari ini aku menjelma bak ahli psikologi pendidikan. aku hanya berbagi. yang ku tahu dan yang ku mau.

0 Comments:

Posting Komentar