Kamis, 04 September 2025

TUGAS FIKSI

ia mengemban tugs selayaknya para pejabat

lurah, petani, calo karcis, juga guru 

layaknya mata pisau yang mengiris bawah putih bawah merah juga cabai

ia membangunkan kesadaran para pembaca yang tulus tekun lagi tanpa ria


Ia menyalakan api tekad yang telah lama mati

meski mati yang sunyi lagi sepi


ia memang tidak seperti kitab suci yang turunnya dari tempat suci

ia datang untuk menghidupkan harapan dasar manusia


bergerak, bertumpu, juga bermimpi

tugas fiksi ia memeluk mimpi sekaligus mencari

dimana sebenarnya fiksi

ia hadir untuk tidak sekadar memantik kesadaran


ia hadir untuk menyela di saat hiruk pikuk aliansi

ia hadir menyemai arus kesadaran

meski tertatih dan terbuai luka

ia hidup sekaligus mati

Yang Tersembunyi dari Sebuah Pandangan

Siapa yang menundukkan pandangan dari apa yang diharamkan Allah, maka allah akan mengaruniakan hikmah pada lisannya, yang dengan itu ia memberikan petunjuk kepada orang-orang yang mendengarkanNya. siapa yang menundukkan pandangan dari syubhat, maka Allah akan menempatkan cahaya dalam hatinya. Cahaya yang menerangi menunjukkan keridhaanNya. (Abul Husein Al Warraq, jurnal buku saku pribadi, 2008)

Akses terbesar dari hati manusia pada dunia luar adalah melalui pandangan mata. maka kondisi yang ada didalam sangat tergantung pada apa yng dikonsumsi melalui mata. Apakah ketaatan atau kemaksiatan. Celakanya syaitan akan selalu mempunyai rencana-rencana keji bersamaan dengan setiap pandangan mata yang diarahkan seseorang. ( Salim A. Fillah, Jurnal Buku Saku Pribadi, 2008)

Senin, 01 September 2025

Orang-Orang Atas

Sekembalinya dari pertarungan. We, menemukan dirinya dalam keadaan diam tak bergerak. Tetapi ia bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh orang-orang atas, sangat lantang suaranya tetapi tidak memekakakkan telinga. Kain yang membekukan dirinya terasa lebih hangat, setelah beberapa jam lalu ia masih diliputi oleh kesakitan. Darah merembes dari tulang patah. Sejumlah karet keras yang telah dilapisi oleh teknologi canggih, juga sebongkah mesin dan sebentuk perlangkapan pilih tanding telah mengirimkannya kedalam tanah. Saat untuk terakhir kalinya matanya menatap seonggok pesanan yang belum sempat diantarkan. Semuanya berjalan begitu cepat, secepat dulu ia berlari mengindari kejaran mandor tebu yang kehilangan beberapa bilah tebu berkualitas ajib. Tanpa sempat berpamit pada orang-orang terdekat, rupanya seri kehidupannya telah tamat, seperti dalam 'gambaran' sewaktu ia kecil, lengkap dengan ceriat sampai 36 cerita. Orang-orang atas meneriakinya agar ia tetap kuat, tubuhhnya terasa lebih ringan. Ia tak mengira kalau orang-orang atas begitu mencintainya, kupikir mereka hanya memperdulikan diri mereka sendiri, tanpa mau untuk berterus terang."Nak bangun!" begitu teriak seorang Ibu yang kemarin tengah memperlihatkan aksinya dengan gagang sapu berbobot lima ratus gram. Citra Ibu tengah meledak ditingkahi hujan yang semakin sering. Membuat perih luka-luka lecet karena desakan yang tak lagi stabil.

Tubuhku terasa makin ringan ketika sekelompok pemuda yang kuyakini sebagai orang-orang atas tengah menggotongku dengan cekatan dan tenaganya kuat sekali. Aku saja hampir tak pernah membawa beban, kecuali beberapa kilo saja untuk mempertahankan masa otot agar tak menggelambir nanti di usia senja. Kata seorang petarung manusia bumi tak mengalami prima untuk yang kedua kalinya. Setelah itu tinggal masa senja yang tampak melelahkan untuk dijalani. Semuanya perlu dijalani sebagai manusia seutuhnya, orang-orang atas yang sibuk untuk dirinya sendiri (minimal), kini mereka bersatu pada untuk menggunakan logikanya menaruh sebongkah impian untuk negera tercintanya.

Aku tak bisa lagi mememdam luka. Rasa sakit yang kuderita semakin lama semakin mengendur. Pandangan yang semakin gelap seiring nafasku yang terakhir. Setalah pandangan terakhir, pandangan lain muncul, warnanya lebih terang, makin hangat, dan ada banyak pemandangan yang membuatku betah. Meski orang-orang atas mulai menerikku agar lebih lama bertahan dalam luka. Aku tidak memerdulikan teriakan mereka. Aku sudah mantap di sini, melihat dari dekat apa yang pernah diimpikan oleh orang-orang atas, dan diceritakan sangat sering oleh para pemuka agama.

Aku tak lagi bisa menjawab omongan kedua orangtuaku yang sedari tadi terus melelehkan air mata lewat kedua matanya. Ibu tak berbicara setelah tandu itu membuatku lebih gembira. Mungkin telah habis air matanya. Sementara ayah, aku ingin memeluknya tetapi aku sudah berjanji agar tak kembali, pada pemilik-Nya akau sudah melihat yang dijanjikan. Dan ayah kelihatan sangat terpukul, sekali lagi aku ingin memeluknya, tetapi keindahan itu telah menawanku hingga langkahku terus maju.

Pada detik-detik terakhir orang-orang atas bergerombol mengantarkanku pada tempat terakhir. Dimana mereka tak ingin ikut masuk kedalam meski mereka kenal dan dekat denganku, itu tidak mengapa. Mereka masih perlu meneruskan misinya, sementara misi telah selesai dan aku sudah mendapatkan apa yang ingin dilihat oleh mereka. Satu persatu orang-orang atas mulai meninggalkan. Aku takut setelah mereka pergi, dan orang terakhir pun telah pergi datang sesosok yang sering diceritakan oleh guru ngaji sebagai mahluk galak lagi bengis. Yang kutakutkan tidaklah terjadi aku justru bisa mengobrol dengan mereka sambil sesekali melihat sungai-sungai yang lagi menawaan. Belum pernah aku melihat pemandangan seperti ini. Kuharap ini surga pembuka sebelum kehidupan surga setelahnya. Sampai detik ini orang-orang atas tak pernah lagi menoleh kebelakang, bahkan salah satu dari orang-orang atas bisa kembali tertawa dan makan dengan lahap, siap untuk menapaki kehidupan berikutnya.

Rabu, 27 Agustus 2025

Cinta Yang Tersembunyi di Perpustakaan

Satu sore di sekolah SMP Bina Mulia, tepatnya di kantin, ada segerombolan laki-laki menghampiri seorang siswi yang Bernama Naomi.

“Vel, itu kan cewek yang lu suka kan, (wkwk). Kata temannya.

“Halo Naomi”. Ucap salah seorang temannya.

“Apaan sih, nggak jelas banget lu!, orang guwe nggak suka sama cewek itu”. Lugas Marvel memberi reaksi, kata-katanya terdengar jelas di telinga Naomi.

Matanya panas oleh kata-kata Marvel. Naomi tetap membalas sapaan itu dengan senyuman, meski senyuman palsu. Kebetulan Naomi itu menyukai Marvel. Karena mendengar kata-kata menyakitkan yang diucapkan oleh orang yang dia sukai.

Sejak saat itu kesukaan Naomi adalah menyendiri dan pergi ke perpustakaan untuk menenangkan hatinya.

Di perpustakaan, Naomi membaca buku novel favoritnya yang berjudul “Aku, kamu, dan perpustakaan”. Selang beberapa menit Naomi sedang asyik membaca punggungnya memberi jawaban kalau ada seseorang yang menghampirinya.

“Maaf ya Naomi,” Suara itu di kenalnya. Naomi menengok ke sebelah kanan, dan ternyata laki-laki itu adalah Marvel, laki-laki yang dia sukai itu meminta maaf atas apa yang dia lakukan tadi di kantin. Naomi tiba-tiba saja menunduk menatap barisan huruf, sesuatu yang jarang terjadi.

“Sebenarnya aku juga sama kamu Nao, tapi aku gengsi dengan teman-teman ku” ucapnya datar ditingkahi dengan tangannya menarik-narik ujung bajunya sendiri. Sontak Naomi terkejut dan membeku selama beberapa menit.

“Mimpi aja lo! Nggak Level.” Ucap Naomi lantang. Menjadi pusat perhatian pengunjung perpustakaan.

Marvel menangis keras dan guling-guling di perpustakaan.

Arsenal

Naya adalah seorang anak yang tinggal berdua dengan ayahnya. Ibu Naya pergi meninggalkan Naya setelah melahirkan Naya. Semenjak kepergian ibu, ayah bekerja dengan giat mulai dari pagi hari hingga larut malam, hanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang di inginkan oleh Naya.

Pagi hari, ayah Naya sudah berangkat pergi bekerja. Namun saat Naya bangun, Ia mendapati sarapan dan bekal yang sudah di siapkan oleh ayahnya sebelum ayahnya berangkat bekerja. Setelah sarapan dan memasukan bekalnya ke dalam Tas, Naya segera berangkat pergi kesekolah.

Setibanya di sekolah, Naya bertemu dengan Zala. Zala adalah salah satu teman Naya yang dekat dengan Naya. Zala adalah seorang anak yang sangat popular disekolah dan terkenal, karena Ia memiliki ayah yang menjadi kepala sekolah disitu, Zala juga dikenal dengan anak yang kaya raya. Zala sering menggunakan barang baru yang sangat bagus, dan mewah. Seperti hari ini misalnya, Zala menggunakan Tas baru dengan warna merah muda yang cantik dan anggun, Ia terlihat sangat indah dengan tas merah mudanya.

“Kamu terlihat cantik dengan Tas merah muda mu itu” puji naya. Dalam hatinya Naya juga sangat menginginkan Tas cantik seperti yang Zala gunakan. “Terima kasih, Naya. Ayahku baru membelikannya di Jepang, ini adalah Tas dengan merk terkenal di jepang” sahut Zala.

“Wah, kamu sangat beruntung, kalau aku tidak mungkin bisa membelinya, karena harganya pasti sangat mahal” timpal teman yang lain.

Pulang sekolah, Naya mendapati ayahnya yang sedang duduk dan menonton tv di ruang tengah. Naya pun berjalan menuju kamarnya, tidak peduli dengan keberadaan ayahnya yang sedang menonton TV.

“Eh anak Ayah udah pulang, gimana tadi sekolahnya?” Tanya Ayah

“Apa sih, ga usah sok peduli sama aku” sahut Naya dengan nada yang lumayan tinggi

Ayah merasa hatinya sangat sakit setelah mendengar jawaban yang disampaikan oleh anak perempuannya yang Ia sayangi.

“Nak,” gumam ayah dengan mata berkaca-kaca ingin menangis

Ayahpun menghampiri Naya dan mengajaknya makan malam bersama diluar. Kelihatan Ayah sedang mempunyai uang lebih karena mendapatkan bonus dari bosnya di kantor.

“Ap sih, nggak usah! Berisik!, ganggu tau gak!” sahut Naya dari dalam kamar dengan nada yang tinggi

Ayah terkejut dengan jawabannya. Ayah memberanikan diri untuk memanggil Naya sekali lagi.

“Naya coba keluar dulu sebentar, ayah ingin bicara,” panggilnya lembut

“Apa!” sahut Naya kesal

“Ayah tadi dapet rezeki? kita pergi makan malem keluar yuk?” ajak Ayah kepada Naya

“Ya sudah iya!” Naya keluar sambil membanting pintu kuat-kuat.

Mereka pun bersiap siap untuk pergi makan malam keluar.

Saat sampai di restoran dan sudah ingin makan. Ayah mengecek handphone nya terlebih dahulu sambil menunggu pesanan datang. Ayah pamit untuk ke kamar mandi. Sebuah pesan singkat melalui WA muncul di layar. Tangan Naya begitu saja meraih dan membukanya. Mumpung Ayah lagi di kamar mandi, pikirnya. DOKTER ARLAN: Putrimu Arsenal, setelah saya cek lagi, kankernya sudah masuk stadium 4.”

Mataku langsung gelap, tubuhku terasa ringan. “Bertahanlah Nak, kamu akan baik-baik saja.” Itu suara ayah tetapi kenapa kecil sekali.

BIONARASI

Alin, adalah nama pena dari Alzena Badzlin, lahir Tangerang Selatan. Saya duduk di bangku SMP kelas 7, sehari-hari Alin mengabdikan diri sebagai siswa kelas 7 di SMP Permata Madani Islamic School. Salah satu hobi Alin adalah menyanyi dan membaca buku.

Jumat, 15 Agustus 2025

Adik Yang Aku Tunggu

Hana duduk di teras rumah menikmati sarapan. Ditemani kicau burung-burung yang bersemangat saling menyapa. Sementara Zara kakaknya, lebih suka duduk di ruang makan. Usia mereka hanya terpaut satu tahun. Hana yang tahun ini genap berusia 11 tahun, sementara kakaknya nanti di bulan Agustus tahun depan genap berusia 12 tahun.

Mereka berdua berpamitan berangkat ke sekolah. Ibunya mengantar sampai halaman. Perutnya yang buncit, wajahnya agak pucat.

“Kak, Ibu sendiri tidak apa ditinggal sendiri?.” Tanya Hana.

“Khawatir sih, tetapi kamu tahu, sifat Ibu bagaimana?” jawab Zara.

Mereka berdua naik angkot. Angkot biru yang biasa mereka naiki menuju sekolah.

***

Pulang sekolah mereka berdua bergegas untuk langsung pulang saja, tanpa bermain sebentar dengan teman-teman seperti biasa. Teriakan dari teman-temannya mereka tak gubris, ketika angkot biru berhenti di depannya.

Sampai di rumah mereka mendapati bundanya di kamar dalam keadaan yang lemas.

"Bunda tidak apa apa?" tanya Hana

"Tidak apa-apa,” jawab Bunda

Ada sedikit kelegaan di wajah mereka. Hana dan Zara pun masuk ke kamar dan berganti baju. Setelah berganti baju mereka makan siang, tanpa celoteh riang seperti yang sering mereka lakukan. Dari dari dalam dapur bundanya sering berteriak untuk tertib ketika makan.

Sampai senja bunda belum beranjak dari kamar. Ia hanya tidur-tiduran, dan sesekali minta bantuan.

“Pucet banget bun,” pekin Hana ketika ia masuk ke kamar bundanya.

“Kau telpon paman, suruh ia kesini?” Pinta bundanya.

“Ayah kemana?” Tanya Zara.

“Sedang lembur di kantor, jangan kau telpon-telpon ya?” ucap Ibunya.

Zara mengangguk.

***

"Bunda gimana Paman?" tanya Zara

"Bundamu mengalami keguguran, sabar ya?” Jawab Paman.

Hana dan Zara terlihat terpukul sekali. Adik yang mereka tunggu-tunggu sudah tidak ada. Zara menghampiri bunda yang sedang terbaring di ranjang. memeluknya dan menangis.

Hana berdiri memberi jarak pada keduanya. Ia tak ingin melihat merekanya menangis. Keesokan harinya bunda sudah di bolehkan pulang ke rumah. Seringkali ia melintasi kamar yang sudah disiapkan oleh ayah untuk adiknya berdiri dan menutup wajahnya. Menahan tangis.

“Harusnya pagi ini aku sudah melihat adikku tertidur pulas,” ucapnya lirih.

Ibunya sempat menangkap wajahnya yang sembab. Ia cepat-cepat menghapus dan berjalan ke dapur untuk membantu Ibu memasak.

Oleh: Aulia Achya Fadhila Alumni SMPIT Permata Madani

Sabtu, 09 Agustus 2025

Mengobati Luka Pengasuhan

BABAK 96
Seorang guru sekali waktu pulang dari sekolah mengaduh kesakitan. Ada luka gigitan pada salah satu kakinya. Ia pergi ke UKS untuk mengobati lukanya. Petugas UKS merasa khawatir ada luka penyertanya, yaitu ada lebam dan kebiruan-biruan. Sang guru tak menceritakan detil ceritanya. Ia hanya meringis ketika petgas UKS mengusapnya dengan cairan khusus anti tetanus. "Apakah ini luka gigitan hewan?" tanyanya. Sang guru hanya menggeleng. "ini hanya luka biasa." jawabnya. Petugas itu membalut luka dan memberinya beberapa obat anti biotik. Guru itu keluar dari ruang UKS sambil menutupi wajahnya sekilar. Lalu tersenyum pada seorang anak yang sekarang bersama ibunya.

"Maaf saya harus memberi Ibu."

"Tak apa, aku berterima kasih. Bagaiman lukamu."

"Its OK, Everithing is OK."

"Saya minta maaf, saya akan..."

"Aku pikir, putra ibu tak perlu diberi hukuman yang terlalu keras, ini hanya kejadian yang sama sekali tidak terduga. Sebuah kecelakaan yang tiba-tiba terjadi, maaf saat ini aku tidak bisa berbicara dengan teratur, mungkin saya perlu istirahat saja."

"Anda tak perlu khawatir, saya akan "menghukumnya" dengan cara lain."

"Yah, itu lebih baik."

Esok paginya guru datang kembali ke sekolah. Jalannya sedikit pincang, murid-muridnya sudah di kursinya masing-masing. Ada ketegangan yang bisa dirasakan olehnya. "Good Morning, how are you today?" sapanya. Mata sang guru mencari seorang siswa dan matanya bertubrukan dan ia tersenyum. Ia berdiri dan berjalan ke arahnya. Lalu ia menyodorkan selembar kertas dan tiga tangkai bunga yang dipetiknya dipinggir jalan.

IAM SORRY, begitu isi kertasnya. Dan sang Ibu Guru memeluknya anak kecil yang baru beberapa hari duduk di bangku kelas satu. Adegan itu membuatnya mengucek mata lebih pagi di banding hari biasanya.

Ia merasa lega, Ibunya telah mengajarinya dengan baik. Bahwa hukuman bukan satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah. Kadang penjelasan dan diskusi yang sederhana dapat menyelamatkan si kecil dari luka, karena mungkin bentakkan yang tak logis, dan sederet nasihat yang jatuhnya intimidasi.

Ketegasan kalau membawa luka mendidih yang berkepanjangan. Apalagi dengan minus pendampingan yang tidak efektif. Mungkin cocok bagi yang satu tetapi belum cocok untuk yang lain. Ketika ketegasan yang menitikberatkan pada kognitif terlalu ketat akan menghasilkan individu yang mudah terserang oleh rasa bosan, meskipun sifantnya kasuistis, tetapi itu sering terjadi.

Ketegasan memang diperlukan, jika memang itu dibutuhkan, khusus pada peraturan tertentu, tetapi ketika masuk dalam ranah pembelajaran wilayah ketegasan itu menjelma dalam bentuk yang lain misalnya, pola keteraturan yang terus diulang-ulang, dengan variabel yang bisa sangat beragam.

Contoh lain, penyeragaman dalam menghafal dan capaian hafalan itu sendiri merupakan bagian personal yang melibatkan unsur pengalaman sendiri, tentu saja dengan melibatkan semua unsur yang dalam tubuh seseorang.

Kamis, 31 Juli 2025

Imajinasi Penderitaan

  • Penderitaan kadang bermula dari imajinasi yang berlebihan. Penderitaan yang dimaksud disini adalah penderitaan hasil dari pikiran liar yang sulit dikendalikan. Ia bisa membayangkan segala jenis penindasan yang belum jadi kenyataan yang membuatnya selalu dalam keadaan cemas. Padahal kecemasan itu datang dirinya sendiri, tanpa pernah belajar berprasangka baik pada orang lain. mungkin niatnya baik, cuma caranya saja yang kurang tepat.

Rabu, 30 Juli 2025

Soal Kreatifitas

Ia sangat fleksibel, hingga membutuhkan wadah agar ia tetap bisa hidup sebagai kalian hidup. Supaya nanti ke fleksibelannya itu bisa dinikmati kapan saja dimana saja. Tanpa perlu mengulik lebih jauh membuat kita terus terjaga akan hadirnya nalar-nalar ide pada saat bersamaan.

Ia hinggap pada daun talas dan menaburinya dengan segenggam semangat dan tak perlu buru-buru untuk mengeksekusinya cepat-cepat. Meski itu sulit, tetapi menjaga asa adalah sebentuk cerita yang nantinya akan dihadirkan.

Karena ia mahluk yang amat cair meski ia butuh wadah solid, agar nantinya bisa ditulis dalam bentuk yang semestinya dan selayaknya. Meski itu butuh bakat story telle, meski juga tak selalu begitu.

Lamunan bisa menjadi penjagaan atas nama semua kreatifitas. Dan bisa membual semahir pencuri uang yang licin ditangan para penjaga keadilan. Itu semua bisa menjadi keterbakatan, dan keterkuasaan, dan jangan-jangan kita enggan melahirkan kreatifitas karena wadah itu sudah rusak sebelum digunakan.

Selasa, 29 Juli 2025

Tetap Menulis, Meski Dunia Membisu

Keberanian adalah pucuk-pucuk utama untuk terus menggulirkan bilur-bilur ide yang mengalir tanpa henti, meski waktu akan terus menggorogoti si pengarangnya. Keberanian menghasilkan isu-isu penyair-penyair lama dan baru untuk menghadirkan budaya lama dan mengangkatnya kembali dalam wajah baru, sebagai usaha untuk memproduksi gerak menimba khazanah lokal dan non lokal, sebagai cadangan untuk menghindari kemelut-kemelut tentang bagaimana mengatasi mood. Mood yang sering digunakan untuk menjadi pemebenaran untuk menahan gejolak untuk menuangkan satu gagasan menjadi satu karya yang mumpuni, meski tidak cemerlang.

Kata Martin Surya Jaya, menulis itu tidak sulit, yang dibutuhkan hanya kesunyian. Kesunyian menyimpan informasi-informasi penting tentang satu hal yang didapati dari beragam banyak buku, hingga ketika menungkan ada banyak sumber ide yang bertebaran, tinggal menangkap dan menyelesaikannya dalam bentuk tulisan. Kesunyian menghasilkan keseragaman cara pikir tentang bagaimana menerapkan satu catatan penting agar tidak hilang dimakan zaman. Keasikan menulis menghasilam kegandrungan lain, seperti mengamati manusia dari gerak yang paling sederhana misalnya bagaimana merespon ketika perutnya mules untuk BAB. Hal-hal seperti menjadikan kegiatan menulis terus berkembang, bertumbuh, sampai mencapai titik puncak kecemerlangan dengan sudut pandang tertentu. Kadang bagus tidaknya tulisan itu, tergantung seberapa besar sudut subjektifnya berlaku. Hal ini tidak bisa lepas dunia bacaan.

Menulis bisa menjadi cara pembaca dalam melihat dunia. Dunia yang dibayangkan sebagai perang, keharmonisan, bencana, sampai dunia menemukan dirinya dalam pembacaan yang diminatinya. Menulis sebagai kebutuhan ekspresi menjadikan kekuatan sekaligus keberanian untuk menentukan sejauh buku yang ditulis menjadi lebih terasa realistis. Meski ada slogan buku yang bagus adalah yang selesai, tetapi tidak sekadar selesai, didalamnya ada banyak bentuk penceritaan yang separasinya bisa beragam. Tidak monoton, bahkan kata Martin jangan sampai menjadi Diktat ataupun Dogma. Karena Novel bukan Dogma, tetapi dari sana bisa menghasilkan jutaan Dogma tanpa ribet-ribet untuk didaktik yang amat kaku.

Menulis bisa jadi hasil dorongan dari sekian banyak jenis buku, bisa menjadi wajib (dorongan diri sendiri bukan hasil paksaan). Karena banyaknya buku yang dibaca, sehingga dorongan untuk menulis menebal dan ada kebutuhan untuk menyalurkan hasil bacaan menjadi satu tulisan. Sebagai orang yang gandrung dengan bacaan, menulis bisa menjadi alternatif agar menulis menjadi salah satu sumber kreatifitas yang beralas pada kebutuhan berekspresi setiap orang, yang pada gilirannya dunia merespon atau tidak, itu bukan wilayah yang harus diperdebatkan. Karena menulis sebagai langkah awal mengikat makna agar tak hilang oleh waktu dan tutupnya usia.

Jumat, 25 Juli 2025

Tantangan dan Jawaban MQA

Tantangan dan Jawaban MQA

Edisi 25 Juli 2025

Guru

1. Kemampuan untuk menejemen kelas, hingga bisa mengatur dan membagi masing masing murid kedalam sitem waktu yang memungkinkan untuk mentalaqikan baris ustmani tanpa merasa ‘terbebani’ oleh durasi yang tersedia

2. Kecepatan untuk menganilisa murid dalam pembacan awal. Maksudnya seorang guru bisa menilai secara tepat pada sejak huruf pertama di baca.

3. Saling tukar informasi secara bersamaan dan pada saat berganti peran. Guru menilai bacaan murid, pada saat yang sama guru menjadi murid (mencoba menjadi murid dalam waktu yang cepat agar bisa menilisik isi pikiran murid terhadap kemampuannya sendiri) lalu kembali menjadi guru setelah si murid selesai membaca. Tetapi murid, cukup kesulitan dalam waktu yang bersamaan untuk menjadi guru dan membaca isi pikirannya. Kecuali mungkin pada pendidikan menengah keatas dan perguruan tinggi. Keduanya bisa berganti-ganti peran, dan bisa satu sama lain saling mengisi pikiran.

4. Menggunakan panduan mengajar sebagai cara pikir sebagai guru quran pada saat mengajar, atau sekadar diktat/dogma yang dibaca ketika kesulitan dari tiap halaman. Memperlakukannya sebagi teks semata tanpa repot-repot untuk meniti tiap halaman sebagai pandu jalan ia mendampingi anak per anak.

5. Tahu posisi dan memposisikan diri.

Siswa

Alif 6C kesulitan untuk menetapkan panjang pendek dalam durasi yang telah ditentukan oleh Ilmu Tajwid, Mad Jaiz, Tertukar huruf dan harokat Ghifari 6B, kesulitan untuk memahami konsep hamzah wahsol, dan juga mad

Hatim 6B, Kelancaran kalimat, konsep tasydid, dan huruf pilihan untuk mamahami huruf yang bertumpuk (Huruf Ja)

Jawaban dari siswa, belum siap untuk ujian, karena belum ada informasi sebelumnya, hingga ketiga siswa hari ini belum siap secara psikologi. Ini cukup menganggu kefokusasn mereka saat ujian.

Informasi cukup tentang persiapan materi, dan hari apa akan diuji kemampuan mereka, menambah kepercayaan diri mereka untuk bertemu dengan yanda atau bunda untuk melakukan test bacaan.

Pertanyaan dari para murid, bukan ada halaman yang perlu diperbaiki nggak yan?, atau yang semisal. Tetapi kebanyakan dari peserta ujian, “Lulus nggak Yan?” sebagai bentuk pernyataan mereka sudah ujian dan layak lulus. Sekilas wajar, tetapi cara mereka berbahasa adalah cerminan mereka belum siap 100 persen ujian.

Gerald 6E, Konsep dengung agar pembacaa stabil pada tiap kalimat dalam halaman buku ustmani

Arsyad 6E, Konsep mad turunan seperti mad jaiz dan mad wajib, konsep dengung hingga lebih stabil.