Minggu, 28 April 2019

Memaafkan

Si buta terus mengejek bahkan dengan ejekan yang paling menyakitkan. Tapi Nabi Muhammad Saw tetap menghadirkan kelembutan di hadapannya. Tutur katanya sopan dan perangainya baik. Tetapi si buta tetap saja menghinanya.
Lalu di ujung waktu. Si buta sakit dan tak hadir di pasar. Sang Nabi yang selalu menyuapinya di saat beliau hadir menjadi heran, kemana si pemakai itu.
Kabarnya sakit. Lalu Nabi menjenguknya. Nabi sudah memaafkan pada pertama kali orang itu menghinanya. Karena kelembutan mampu mengalahkan sisi egoisnya.
Bahkan si buta sampai menangis tersedu-sedu mendengar orang yang telah di hinanya adalah orang yang kerap kali berbuat baik kepadanya. Satu hal yang cukup sulit untuk dilakukan.

Nurani

Nurani mampu membisikan kebenaran, meski si empu telah berlumuran dosa.
Ia selalu hadir untuk memberikan jalan yang terbaik dalam kehidupan manusia.
Ia mampu menggapai apa yang tidak bisa di raih oleh kemampuan fisik sekalipun.
Nurani mampu meleburkan kekacauan hingga menjadi satu pijakan kuat kebenaran.

Bahkan orang yang redup nuraninya mampu menghadirkan nurani di ujung kematiannya, meski terlambat. Seperti yang di alami oleh Firaun.
Yang beruntung adalah mampu memunculkan nurani di saat fisik prima meski kejahatan memenuhi persendiannya. Karena pintu tobat terbuka lebar, selebar-lebarnya.
Nurani bukan Nuraini adalah titik suci di atas ke sucian. Hingga mampu menerangi yang gelap, melembutkan yang bebal, meluruskan yang bengkok, hingga tercipta satu prinsip kuat.

Sabtu, 27 April 2019

Lembut

Perangai yang diperoleh dari pengalaman hidup bertahun-tahun. Lembut dan keras adalah dua sisi yang tak bisa dipisahkan satu sama lain.
Abu bakar Ra adalah mahluk paling lembut di permukaan bumi. Tetapi bisa menjadi sangat keras bila kemungkaran ada di depan matanya.
Umar bin Khattab bisa menjadi sangat lembut bila kebenaran menyentuh sisi hati yang paling dalam. Padahal dia adalah orang yang paling keras dan tegas.
Jadi lembut adalah satu sikap, dan keras adalah pelengkap untuk sisi yang lembut.

Silaturahmi

Mempererat tali yang telah kusut agar bisa lurus kembali. Setelah sekian tahun tak bersua dalam momen yang langka.
Silaturahmi adalah sebaik-sebaiknya kegiatan. Bila kalian mampu menjalankan dengan perasaan ikhlas dan tangan terbuka.

Memperpanjang usia dan keberkahan setiap rezeki yang makin langka untuk dijalankan. Di tengah pusara gelap gulita, gegap gempita, Hingar bingar duniawi.
Ia menebalkan persaudaraan yang telah lama mati suri akibat jarak yang sulit untuk ditempuh dan dilaksanakan, kecuali dengan besarnya pengorbanan.
Sekali-kali jangan pernah meremehkan kegiatan silaturahmi yang dahsyat. Nabi Muhammad Saw adalah pelopor sejati sebuah silaturahmi.

Gerak

Memungkinkan manusia untuk terus menyusun kekuatan.
Kekuatan untuk bergerak secara dinamis dan berkesinambungan, agar tubuh sehat dan segar.
Bergerak adalah tanda sehatnya jiwa dan akal yang menghujam kebenaran.
Gerak adalah langkah awal untuk berlaku sopan santun terhadap tubuh kita sendiri.
Akar gerak adalah bunyi dari setiap derak nafas hingga gerak menjadi efek yang tepat untuk menghasilkan energi.

Lelap

Kata tepat untuk mewakili setiap kelelahan adalah terlelap dalam tidur panjang yang nyaman
Dalam dan sangat dalam, agar rotasi kelelahan berganti dengan kesegaran di pagi hari
Suara-suara gaduh di luar sana tak mengganggu prosesi tidur yang panjang. Semuanya untuk menebus rasa penat di siang hari

Lelap mengantarkan manusia untuk terus tumbuh dalam tiap detakan jantung
Lelap juga membuat saraf-saraf tubuh menjadi rileks dan nyaman
Lelap permulaan dari sebuah perjalanan panjang dari istirahatnya seorang mahluk

Padi

Petani tangguh berangkat pagi
Menyusuri pematang sawah
Cangkul menggelayut di atas pundaknya
Caping menempel di atas kepalanya
Tangan kanan membawa bekal dalam rantang bersusun
Matanya sigap mengawasi sekitar

Petani tangguh mulai mencangkul
Menggulingkan tanah
Mengaduk-aduk aduk merata
Lalu sebarkan benih merata
Agar tumbuh bibit padi yang tangguh

Rabu, 24 April 2019

Pujangga

Menyisir peradaban
Dengan tinta kelembutan
Menyibak kebenaran
Dengan tinta kebenaran

Berjalan tertatih
Hanya untuk setitik sebuah prinsip
Agar kedamaian terasa nikmat
Keamanan mendera setiap inci insan

Pelita tak pernah redup
Tak pernah lekang termakan zaman
Zaman keemasan
Pujangga sang peniti zaman
Agar zaman tak lekang dimakan zaman

MALAM

Temannya kegelapan
Jejak para bintang mengangkasa
Embun dingin di pagi hari
Jejak musafir ada pada tiap gerakan

Malam menjadi evaluasi
Jejak pagi, siang, dan sore
Merekam semua unsur gerakan
Teratur, tertib, dan tanpa hianat

Malam selimut pekat
Jejak pencari suaka
Selimut bulan
Tak pernah jengah memandang malam

Musafir penggenggam malam
Pejalan tangguh
Tak pernah mengeluh
Jati diri setiap insan
Pencinta malam

Hijab

Perisai yang tangguh
Mulia karena jati diri
Bukan penghamba duniawi
Selalu mencari kebenaran

Untuk "negeri" yang abadi
Tanah yang diberkahi
Ikatan yang mulia
Sedekah adalah utama

Hijab
Pelindung
Perisai
Benteng
Semua untuk kebenaran

Pencari Tajil

Langkah terseok kaki terperosok
Pandangan kabur tertutup debu
Jalanan lumpur dan terjal
Awan hitam menggantung
Hujan turun dengan lebat

Lapar dahaga
Siang terasa panjang
Malam mencekam
Hiruk pikuk berkelebat
Sembunyi sebagai satu jalan

Mencari perlindungan
Mencari kemenangan
Agar yang terseok dapat berdiri tegak
Kabur menjadi jelas
Hitam menjadi putih

Kelaparan kehausan menjadi nikmat
Bila ujungnya kemenangan
Malam ceria
Hiruk pikuk pencari tajil
Agar buka puasa terasa tak sembunyi