Bab 6
Kelereng Besi Lanjutan
Bang Aris membidik kelereng terakhir. Kami tegang, rekor tak terkalahkan selama ini akan di sandang oleh bang Aris. Sambil membidik bang Aris bersiul untuk memojokkan mental Frans. " Belum berakhir Frans sebelum pertandingan selesai." Cetus Tama. Hari dan Tama mengamininya. " Ya benar." Kompak Hari dan Tama.
Kelereng besi anggung meluncur, roda berputar. Takdir berkata lain. Kelereng besi tak di sangka tak di duga menghantam batu kerikil hingga lajunya berganti arah. Kelereng besi milik bang Aris meluncur keluar dari sasaran. Dia bersumpah serapah dengan kata-kata memaki ketidaktepatan bidikannya. Persepsi dirinya mulai goyah. Melihat bang Aris yang kehilangan fokus. Aro adik Frans berkata lantang berwibawa, " kau bisa kalahkan hari ini anak muda."
Kelereng Besi Lanjutan
Bang Aris membidik kelereng terakhir. Kami tegang, rekor tak terkalahkan selama ini akan di sandang oleh bang Aris. Sambil membidik bang Aris bersiul untuk memojokkan mental Frans. " Belum berakhir Frans sebelum pertandingan selesai." Cetus Tama. Hari dan Tama mengamininya. " Ya benar." Kompak Hari dan Tama.
Kelereng besi anggung meluncur, roda berputar. Takdir berkata lain. Kelereng besi tak di sangka tak di duga menghantam batu kerikil hingga lajunya berganti arah. Kelereng besi milik bang Aris meluncur keluar dari sasaran. Dia bersumpah serapah dengan kata-kata memaki ketidaktepatan bidikannya. Persepsi dirinya mulai goyah. Melihat bang Aris yang kehilangan fokus. Aro adik Frans berkata lantang berwibawa, " kau bisa kalahkan hari ini anak muda."