Jumat, 07 Maret 2014

Hari-Hari Tak Lagi Sama

Hari-hari tak lagi sama. Semua orang ketika bangun memikirkan sesuatu yang akan membuatnya tetap nyaman atau malah menggerutu tiap bangun. Aku seperti di bulan kelahiran anakku yang pertama, malam dan siang selalu berwarna ketika mendengar wajah dan gesture bayi yang sederhana tetapi sangat lucu dan meneduhkan. Aku dan kemarin waktu adalah dua hal yang selalu tak punya cerita yang sama.

Hari-hari tak lagi sama. Aku tidak ingin terjebak pada rutinitas yang selalu orang jalankan pada tiap pagi dengan sepeda motor berangkat ke tempat kerja masing-masing. Pola hidup yang terus menerus begitu membuatku berpikir kalau sebaiknya aku memulai sesuatu yang akan mengubah ku pada 10 tahun kedepan. Aku memulai memetakan tentang hidup dan kehidupan agar usiaku tak lagi sia-sia.

Hari-hari tak lagi sama. Tiap masuk ke Toko Buku apa saja, Aku selalu berusaha mengatakan pada pikiran alam bawah sadar kalau suatu saat novelku akan terpajang disana dan di seluruh penjuru dunia. Novelku akan mengubah peradaban setidaknya dapat menggetarkan penduduknya hingga mengingat dan kembali kepada nurani kebenaran. Dulu hariku biasa saja tanpa ada visi dan peta hidup yang jelas.

Hari-Hari tak lagi sama. Aku merasa tiap kita punya lompatan seperti para atlet pelompat. Kini aku merasa setiap apa yang ku lakukan membawa tuntutan dan reaksi yang akan berakibat pada kehidupan di masa yang akan datang.

Hari-hari tak lagi sama. Dulu aku masih membawa tas butut bergambar Batman yang kedua pengaitnya sudah terkelupas warnanya. Lalu Waktu merenda tak terbatas, berseragam putih biru dan putih abu-abu. Aku seolah berada dalam mimpi bisa menuntut ilmu di Universitas dengan tuntutan bahasa Indonesia yang baik dan tak terlalu kaku.

Hari-hari tak lagi sama. Tiap pulang kerja aku selalu siap melihat senyum Qaiser Faeyza Aprian.

Selasa, 18 Februari 2014

EKSPEKTASI

Ekpektasi terkadang menguras emosi sekaligus menggerus pola pikir. kalau tidak segera di deteksi, maka paradigma hidup akan salah mengartikan tentang harapan. seperti yang di alami oleh San Mukyi yang punya harapan ayahnya bisa merenovasi rumah mungilnya di daerah Bogor. Tetapi skenario dan takdir harus berkendak lain. Ayahnya jatuh sakit dan di vonis oleh dokter terkena penyakit Prostat. San Mukyi akan membayar ayah sesuai dengan tukang yang sudah profesional. Hidup itu memang misteri. San Mukyi memilih untuk tidak patah semangat. Ia ingat dengan Aa Gym yang menelurkan konsep pilihan tentang harapan. "Kita harus siap dengan kondisi yang kita inginkan dan siap juga dengan kondisi yang tidak sesuai dengan keinginan."
Pesan Kyai itu melekat betul di alam bawah sadarnya. San Mukyi memilih untuk siap dengan kondisi yang tidak di inginkannya. Ia pun berpikir kalau moment inilah yang sedang Allah skenariokan padannya tanpa melampaui batasnya. San Mukyi memilih untuk tidak mendramatisir masalah yang ada. Ia memilih untuk mencari tukang yang menurutnya profesional.
Harapan yang tidak kita inginkan memang menyakitkan tetapi kalau kita benar-benar serius untuk mencari dan merenung titik permasalahan sekaligus solusi. Maka harapan yang sesuai dengan kita inginkan atau tidak akan menjadi lompatan kedewasaan kita semua.
Kita bisa belajar kedewasaan pada sosok San Mukyi yang memilih untuk Move On dari pada berjalan di tempat yang sama.

Kamis, 05 Desember 2013

JALAN PUTIH

Selama cinta masih mengikat
Aroma dzikir tinggi membumbung
Dalam cendawan mahabbah
Memaknai perpindahan hati

Gelombang dosa bertubi-tubi
Mencerai beraikan manisnya iman
Menjelajah sendi-sendi Islam
Berkarat hingga terpatri

Waktu terus berjalan
Mendesak mahluk dunia
Terpojok dalam usia menua
Mengantongi pundi-pundi amal

Ada kala manusia berpikir
Berdiri ringan di atas tanah
Berbantalkan materi duniawi
Jalan putih tertutup gelapnya dosa

Setiap manusia mendendangkan amal
Tertelungkup noda-noda gulma dan benalu
Mengubah intonasi kepribadian
Memangkas amal seringan kapas

Nutrisi hati tergerogoti
Oleh rayap-rayap kesombongan
Mampukah setiap insan
bertahan dari gledek dan gertakan iblis durjana

Rabu, 18 September 2013

Novel Mahluk dari Hujan

Bagian 
Kedua


Siang sangat panas. Desa Rintik seperti menemukan kehidupan bila siang menjelang. Para lansia terlihat sibuk menganyam tikar dari daun pandan untuk memenuhi permintaan dari Kota. setidaknya ini menjadi bagian dari kesibukan yang mendatangkan kedamaian bagi Desa Rintik. Anak-anak yang masih kecil tampak berlari-lari mengejar kelinci hutan yang tersesat masuk ke kampung. Tak jarang kelinci tersebut akhirnya menyerah oleh panah seorang pemanah ulung dari Desa Rintik. lalu daging kelinci tersebut di jadikan sate yang gurih dan nikmat. Anak-anak kecil selalu riang dan senang Bila sang Pemanah hadiri diantara mereka. Sang pemanah juga tak keberatan berdekatan dengan anak-anak kecil.

Pemuda jago memanah tersebut meninggalkan keriangan anak-anak. Ia pergi dengan kuda jantan berwarna hitam legam. Pemuda tersebut tidak hanya jago memanah tetapi juga beladiri. Pemuda ini memiliki wajah sangar tetapi lembut. kulitnya coklat. hidungnya tak begitu mancung. Giginya putih alami. Gayanya sopan dan Jantan. Pemuda ini memiliki tinggi 200 meter. Ia menjadi satu-satunya pemuda tertinggi di Desa Rintik. Hobinya berburu dan Menyerahkan hasil buruannya kepada para Lansia untuk di jadikan dendeng untuk menghadapi musim Salju. Setelah diadakannya rapat akhirnya menghasilkan satu kesepakatan kalau Pemuda inilah yang akan menjadi ujung Tombak teror yang menghantui Desa Rintik.

Jumat, 06 September 2013

Novel Mahluk dari Hujan

Bagian  
Satu

Desa Rintik masih di selimuti awan pekat kehitaman sepanjang sore. Menjelang Malam awan hitam itu menurunkan curan hujan yang tiada henti, seoalah hujan itu akan menelan desa Rintik sampai tak tersisa. Desa Rintik terdapat di di belakang bukit cemara. Ada 100 kepala keluarga yang menghuni Desa Rintik. Malam minggu biasanya pertigaan jalan selalu ada beberapa penjual jajanan yang di rebus, seperti jagung rebus, kacang rabus, dan Ubi rebus. pertama, Hujan lebat yang mengguyur desa Rintik telah menelan keriangan kecil anak-anak yang ingin beli panganan tradisional tersebut. kedua, peristiwa aneh yang kerap muncul bila hujan lebat datang menghampiri desa Rintik. Penduduk mulai gelisah ketika seminggu yang lalu di bawah guyuran hujan lebat di waktu senja, seorang penjaga desa di perbatasan melihat seorang laki-laki berpakain serba hitam memasuki Desa Rintik tanpa dapat di cegah. laki-laki tersebut memakai topeng kulit kayu yang di serut. Penjaga Desa di perbatasan seperti terhipnotis ketika laki-laki tersebut lewat 10 meter di depannya. ketika penjaga Desa melaporkan kejadian tersebut kepada Kepala Desa, sang penjaga di temukan tewas sore harinya, terkena jebakan beruang yang ia buat sendiri. sejak kejadian itu maka para penduduk selalu di hampiri perasaan mencekam ketika malam tiba di sertai hujan lebat. ketiga, laki berpakaian hitam dan bertopeng itu tak satupun warga yang menjumpainya.

Sebulan telah berlalu. Malam ini, penduduk Desa Rintik mulai merasakan keanehan yang lebih menakutkan. Bila malam menjelang di sertai hujan lebat. Unggas-unggas mereka selalu ribut dan berteriak. Kambing dan Sapi saling mengembik dan melenguh. Burung Hantu saling bersahutan ramai. Srigala di ujung bukit cemara selalu ribut dan melolong panjang. Hujan lebat tak bisa meredam suara-suara hewan tersebut. Keadaan yang mencekam ini membuat bayi-bayi yang baru lahir tak bisa tidur nyenyak. Anak-anak kecil selalu minta di gendong. Hujan lebat tak bisa membuat damai seluruh penduduk Desa Rintik.

Esok Paginya para pemuda yang kuat dan pemberani berkumpul membentuk lingkaran. Hadir di antara mereka Guru Spiritual, Kepala Desa, dan para sesepuh Desa Rintik. Semuanya mencemaskan nasib desanya yang makin hari makin mencekam. Para warga selalu minta di kawal ketika jelang malam sepulang dari Pasar, atau berbelanja kebutuhan dapur di kota. jarak dari Desa Ke kota memerlukan Waktu 3 hari dengan berkuda. Diskusi mulai hangat dan kuat pendapat kalau perbatasan harus di jaga sepuluh pemuda pemberani sekaligus mahir beladiri. Yang lainnya mengusulkan kalau mendatangkan seorang seorang pemberani dari Kota untuk bisa mengatasi kecemasan para warga.

Kamis, 25 Juli 2013

MUNAJAT

Malam menyambut dalam titian Iman
Bercinta dalam dzkir-dzikir malam
Bersujud dalam sajadah Panjang
Merenungi Ibadah Puasa Seharian

 Cahaya Iman menebarkan harum kesturi
 Aku Berdiri khusu dalam tiap rakaat sholat
 Khouf dan Raja bersemayam dalam dada
 Memancarkan aroma cinta Ilahi Rabbi

Aroma syurga menebar dari insan berpuasa
Menahan syahwat syurga dunia
Menelan pil-pil Dzkrullah
Mengobati Lubang maksiat dan Dosa

Ampuni Hamba Ya...Allah
Puasaku Tak sesempurna Para Nabi dan Rasul
Tak sempurna melawan bisikan-bisikan syetan terkutuk
Tak Jua sempurna menahan ambisi duniawi

Perisaiku seringkali lenyap di waktu puasa
Tak sanggup melawan kilatan pedang Amarah
Seringkali tertusuk duri-duri godaan iri dengki
Tak bisa lolos dari Syetan berwujud manusia

 Kini kelemahanku terbuka lebar di Hadapan-Mu
 Amalanku masih menuai kesomobongan
 Pikiranku masih di selimuti nafsu-nafsu dunia
 Masih mempunyai senyuman ketamakan

Di Bulan Suci ini...
Bulannya Ampunan dan Barokah
Hamba menorehkan tinta Muhasabah
Bermunajat dalam tiap rukuk dan Sujud
          
 Catatan Ramadhan masih di penuhi tinta Merah
 Ibadah sendiri dan berjamaah...
 Masih di Hantui perasaan benar sendiri...
 Sunnguh...amat naifnya hamba bila berharap pahala

Aku berazzam dalam detak-detak jangtungku
Dalam aliran nafas-nafas mohon ampunan Pada-Mu
Supaya Ramadhanku penuh kemenangan
Agar Ramadhanku kembali fitri
            
Dalam sujud panjang terakhir...
Hamba berharap dapat berjumpa dengan Ramadhan
Agar dapat memetik berjuta-juta ampunan
Agar memperoleh setangkup Cinta dan Kemuliann



Deplu, 24 Juli 2013

Senin, 06 Mei 2013

Kata Mateo

Rising Star

Seharusnya peraturan MOTO GP melakukan perbaikan dalam sisi aturannya. Aturan yang membuat para rider seperti Robot. HArus membalap mulus tanpa ada senggolan atau crash. Yang namanya balapan soal senggolan atau benturan hal itu adalah bumbu dalam balapan. Balapan kemarin hari minggu di sirciut Jerez de la Frontera (5 Mei 13) di last lap terakhir, seorang anak muda berbakat dari matador menyeruduk matador yang lebih tua, Lorenzo di tikungan terakhir menjelang garus finis. Matador muda begitu ciamik memanfaatkan celah yang ada dan menggeber keras Motor 1000 cc nya. Menurut MAteo seorang pembalap Superbike, hal itu sah-saha saja. karena itu balapan. segala sesuatu bisa terjadi.

Kelakuannya membuat Lorezo geleng-geleng kepala. Aku ketawa sendiri dan begitu bangga, seorang Lorenzo dapat di buat jengkel oleh anak muda lulusan Moto2. Aku teringat dengan anak muda berambut kribot sahabat karib Rosi. Dia pernah membuat berang para Rider yang lebih "Tua",salah satunya Pedrosa. Si Imut yang sudah melesat menggeber tunggangannya sulit terkejar.

Sementara penampilan Rosi terkesan hati-hati dan tidak ingin membuat kesalahan. Rosi menurut Mateo tidak punya alasan lagi untuk berkilah. Dulu ketika masih mengaspal dengan motor Ducati. Ia selalu mengeluh dengan motornya. Tetapi sekarang Rosi sudah pindah ke Yamaha. Justru Beban berat Rosi lebih terasa karena di Yamaha dia harus menunjukkan skillnya. Untuk apa dia punya julukan The Doctor kalau dia harus bersikap hati-hati ketika membalap. Rosi harus Fight dengan Rider dari Pabrikan manapun. Harus seagersif Marquez, dan Selihai Lorenzo, dan secepat Pedrosa. Ya memang betul kalau Rosi pernah mengalahkan pembalap-pembalap tercepat di bumi. Buktinya dia sudah mendapat gelar 9 kali juara dunia motor cepat di kelas berbeda. Dan sekarang Rosi harus meraih kembali juara Dunia yang ke 10. Rosi adalah The Doctor, seorang ahli Setting Motor, dan pernah mengalahkan semua rider walau dia memulai balapan di urutan terkhir.
Rosi.
 Ku tunggu aksimu kembali. jangan pernah menyerah karena Usia.

Senin, 29 April 2013

Melihat Ke Dalam

Manusia adalah Titik senyawa
Tak berharga
Tak sempurna
Bila Minim Nilai

Burung Kembali ke Sarang
Setelah seharian berpetualang
Menjemput Rizki
Demi anak cucu

Pertengkaran
Iri Dengki
Sifat Manusia lain
Cemburu Buta

Semua itu...
Tak berguna...
Lihatlah Ke dalam
Korban kebiadaban akibat sifat itu...

Tangisan Pilu
Menulusuri orang-orang kecil
Tak berpangkat...
Apakah itu adil

Lihatlah ke dalam
Manusia hendaknya
berpaling dari ketidak adilan
menuju ke tempat paling Tinggi

Sebuah Peradaban
Dunia yang sebelah mata
Lihatlah ke dalam
Raksasa nilai tercapai

Minggu, 28 April 2013

Lelaki Biasa

Bumi Selalu Mengitari Sumbu
Tak Pernah Mangkir dari Peredaran
Lahir ke bumi
Cucu Adam Tak Terhingga

Aku dari sekian Cucu Adam Hawa
Cerita Sedih ada di sana
Cinta Rela bertaruh
Mengharukan Pertemuan Adam Hawa

Pada Mu ku Berbelas
Sungguh Ku Lelaki Biasa
Tak Bisa berbuat Apa
Tanpa titik terang dari Mu

Godaan Dunia amatlah perkasa
Ada Harta, Tahta, Wanita
semua amatlah menggoda
Imanku yang makin merana

aku lelaki biasa
tak seperti Nabi Yusuf
Tak tergoda paras cantik penggoda
Aku hanya bertahan dari godaan

Aku Lelaki Biasa
berasal dari Mani yang Hina
lalu mati terbungkus pengapnya tanah
Tuhan, Jalanku masih panjang

Aku lelaki biasa
meminta Kemurahan-Mu
Mati dalam Puncak Iman
Mengahadap dalam senyuman-Mu
Amin...
Lelaki biasa

Senin, 25 Maret 2013

Sendiri

Rintik membasahi bumi misteri
semak-semak basah
ranting menetes
matahari tenggelam

langkahku terseok-seok
mukaku penuh benjolan bernanah
kutukan tak bertanda
cobaan hidup tak terperikan

gubuk di pojok sana
di padang safana
tertutup ilalang

ku takut tercekat
Anaconda yang menggeliat
mencekam dalam sirip-sirip
tubuhku menggigil

aku sembunyi dalam hujan
di balik hujan ku tertawa
di balik hujan ku menangis
sesengukan-tersedu-sedu

sendiri
tak ada sahabat
aku berkelana sendiri
hujan terus turun tak pernah berhenti.

Senin, 18 Maret 2013

Paradoks

menjelma dalam asa
menjelma dalam cita
raksasa dalam kegelapan
raksasa dalam ketenangan

sekitar berteriak
keras
kencang
merayap, melolong, menangis
putus dalam keceriaan

saat raga tenang
jiwa kenyang
badan nyaman
pandangan menawaan

coba tengok
sekeliling
kelaparan
penindasan

ego di bangun tinggi
sampai langit tujuh
sampai batas awan
tak pernah menjerit dalam kelaparan