Sabtu, 15 Juni 2019

Manusia, Malaikat, dan Setan

Manusia dicipta dari Tanah
Malaikat dicipta dari cahaya
Setan dicipta dari api

Tanah tempat untuk dipijak
Cahaya tuk menyinari kegelapan
Api tak bijak untuk disentuh

Tanah nyaman dan dingin
Cahaya hangat dan menghidupkan
Api tak hanya panas, tapi juga menghanguskan

Lupa sifat manusia
Malaikat tak pernah maksiat
Setan tak lelah untuk membujuk

Lupa lalu ingat
Taat dan tak pernah lelah
Bujuk, rayuan, lalu terbahak kemudian

KOREK API TENGAH MALAM

Satu: Sultan

Dua : Gelal diapit bambu-bambu

Tiga: Film Tahunan

Empat: Temaram dua gadis

Lima : Serba Buram

Enam : Hitam Putih

Tujuh: Ketoprak

Delapan : Suasana liburan, Film Kartun tiga kali

Sembilan: Serial Silat

Sepuluh : Korek Api Tengah Malam

Sebelas :Menggandeng Lengan Ibu

Duabelas:Kaca Lemari Pecah

Sebuah Novel
San Marta

Jumat, 14 Juni 2019

Bersembunyi Dalam Gelap

Bab 1 Semua Berawal dari Hati
Bab 2 Jangan abaikan niat
Bab 3 Bangunlah Sekokoh Gunung
Bab 4 Cermin-Cermin Malam
Bab 5 Bahagialah Meski Sederhana
Bab 6 Carilah Lawan Bicara
Bab 7 Dialog Masa Lalu
Bab 8 Kemana Mereka Pergi
Bab 9 Harga Sebuah Perasaan
Bab 10 Membunuh Kesendirian
Bab 11 Lingkaran Emosi
Bab 12 Sebuah Ikatan Kuat, Phobiakah?
Bab 13 Belajarlah Untuk Tak Bertopeng

Novel Dewasa
Penulis San Marta (Sugeng Priyanto)
Tebal 300 halaman
Penerbit -

Back To Allah SWT

Kesuksesan adalah bukan sebuah mimpi tanpa aksi. Ia adalah kumpulan dari sebuah tekad membara. Usaha terus menerus tanpa kenal lelah. Doa yang tak pernah padam. Azzam yang kuat, dan cita-cita yang mulia.

Orang yang sukses adalah orang-orang yang bisa menghadirkan cara-cara hidup  berkualitas. Ketaatan kepada allah dengan sebenar-benarnya, tanpa ada kemunafikan, kefasikan, dan kemaksiatan.

Tujuan karena allah, segala sesuatu yang ia lakukan hanya untuk mempersembahkan yang terbaik bagi allah dan rasulNya.

Ia tak mau mengecewakanNya, menghianatiNya, dan mendurhakaiNya.

Dalam benaknya hanya allah yang tersimpan dan disebut. Ia selalu memperbaiki, memperbaharui, dan menjaga hubungan dengan allah serta manusia

Sekalipun dunia mengecewakannya, ia tak peduli. Asal ia tak mengecewakan Tuhannya. Ia menjadi sesuatu apapun juga karena allah, tak mau ia membuatNya malu, dan berpaling darinya. Inilah kesuksesan yang ia pahami.

Satu Mei 2009, 11:09:54

MERINDUKAN IBU

Aku sayang Ibu
Tapi Ibu pergi...
Sekolah di luar negeri
Aku hanya bisa berharap

Ibuku cepat pulang?
Aku ingin sekali bertemu denganmu
Siang malam selalu ku rindu

Tapi...!
Aku baru bisa bertemu tiga tahun lagi
Sungguh amat lama...
Aku sangat merindukanmu

Aku ingin engkau cepat pulang
Menemaniku...
Dalam suka dan duka
Oh... Ibu

Karya Mira Latifa Sari
Santriwati TPQ Al Muhajirun. Komplek Telkom. Ciputat
2012

Kamis, 13 Juni 2019

Sesekali Tengoklah Ke Belakang

Bab 1 Berjalan di atas batu
Bab 2 Saat bulan hilang
Bab 3 Berhenti di tengah jalan
Bab 4 Tetaplah bersamaku
Bab 5 Saat matahati terlihat sumir
Bab 6 Ucapkan maaf dengan tulus
Bab 7 Naluri
Bab 8 Nurani
Bab 9 Dua sayap
Bab 10 Ksatria bintang
Bab 11 Respon spontan
Bab 12 Jalan buntu
Bab 13 Tersesat
Bab 14 Saat pagi terlihat malam
Bab 15 Menjawab soal-soal kehidupan
Bab 16 Janji seorang laki-laki

Novel Dewasa
Penulis San Marta (Sugeng Priyanto)
Tebal 1600 halaman
Penerbit (-)

Selasa, 04 Juni 2019

MELAWAN KEMATIAN

Merentang usia muda
Bak tak berujuang
Dunia menjadi miliknya
Semua diterabas

Kematian dilawan
Seolah dirinya Tuhan
Kematian dapat dikendalikan
Ia lupa siapa yang mencipta

Meregang
Tak sanggup melawan
Hati pun membantu
Tak sanggup mengendapkan ruhnya

Manusia terlalu rapuh
Sangat rapuh
Kematian tak sanggup dilawan
Sekarang Ia berbantal tanah

Berselimut gelap
Berteman amalnya
Malaikat datang
Mengkorfimasi sesuatu

Rindu

Hati siapa yang tak sedih, bila tak jumpa orang terkasih
Dada sesak penuh harap, kampung halaman menjadi tujuan
Lebaran menunggu
Pada beberapa jam kedepan

Hilir mudik kendaraan
Berjuang untuk silaturahmi
Jumpa saudara sepermainan
Melepas penat

Rindu hati ini pada ayah ibu
Bersua senyum
Berpeluk rindu
Gendu-gendu rasa

Malam nanti takbir bertalu-talu
Menggema ke penjuru dunia
Adakah sama rinduku dan rindunya
Melepas kangen ayah ibu

Maaf, kata untuk rindu
Maaf, kata untuk pejuang
Maaf, adalah rindu
Rindu maaf memaafkan


Bogor 4 Juni 2019
Delapan jam jelang takbiran
Untuk Ayah Ibu
Untuk Teman kecilku
Untuk keluarga kecilku

PEJUANG

Tak lahir dari keheningan perjalanan
Tak lahir dari lamunan angan-angan
Ia laksana gemuruh ombak
Ia laksana badai yang mengamuk

Peluh keringat tak ia hiraukan
Pejuang pantang pulang sebelum menang
Menaklukan diri sendiri
Agar arif bijak

Berkawan sunyi
Bermantel prinsip
Bertoreh kemuliaan
Bersarung kepribadian

Minggu, 02 Juni 2019

BUMI YANG BERGONCANG

Hari itu manusia bertanya
Berta besar telah datang
Bumi yang terbelah-belah
Tanda usai sudah

Bumi bercerita tentang dirinya
Perintah Allah tak dapat ditolaknya
Bumi tak pernah menolak
Mahluk yang taat

Manusia bangkit dari alam kubur
Dengan berbagai bentuk rupa
Menggendong amal dipundaknya
Amal kecil ataupun besar

Kebaikan akan ditimbang
Begitu juga keburukan
Pandangan semakin tajam
Membelalak menembus pilu


Senin 18 Februari 2008

A.S. LAKSANA

Sayembara Novel dan Upaya memunculkan Insiden dalam Kesastraan Kita


Disampaikan dalam diskusi "Pengaruh Sayembara Novel DKJ dalam Pertumbuhan Sastra Indonesia", diselenggarakan oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta, TIM, Desember 2012

Satu

Membicarakan sayembara novel DKJ dan pertumbuhan sastra Indonesia, saya ingin memandangnya dari dua sudut pandang, yakni kepentingan pembaca dan kepentingan penulis. Saya akan mengawalinya dari sudut pandang seorang pembaca. Ketika memulai petualangan yang semoga berlangsung seumur hidup sebagai pembaca buku, saya memulainya dengan pengetahuan dan informasi seadanya untuk memilih buku-buku apa saja yang perlu dibaca, seperti apa cerita yang baik, dan siapa penulisnya. Dengan penguasaan informasi yang sangat minimun seperti itu, hasil sayembara oleh DKJ adalah salah satu pemandu terpenting untuk menentukan buku apa yang harus dibaca. Informas bahwa novel ini atau itu adalah "pemenang sayembara" menjadi informasi penting sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan, apakah buku tersebut akan saya beli atau saya pinjam dari perpustakaan. Saya tidak kenal siapa Putu Wijaya, Mahbub Junaidi, Sori Siregar, Marianne Katopo, atau Korrie Layun Rampan pada saat itu. Tepatnya, saya tidal kenal siapa pun saat itu. Jadi, saya menyandarkan diri kepada instutusi untuk menjadi pemandu saya.