Jumat, 14 Juni 2019

Back To Allah SWT

Kesuksesan adalah bukan sebuah mimpi tanpa aksi. Ia adalah kumpulan dari sebuah tekad membara. Usaha terus menerus tanpa kenal lelah. Doa yang tak pernah padam. Azzam yang kuat, dan cita-cita yang mulia.

Orang yang sukses adalah orang-orang yang bisa menghadirkan cara-cara hidup  berkualitas. Ketaatan kepada allah dengan sebenar-benarnya, tanpa ada kemunafikan, kefasikan, dan kemaksiatan.

Tujuan karena allah, segala sesuatu yang ia lakukan hanya untuk mempersembahkan yang terbaik bagi allah dan rasulNya.

Ia tak mau mengecewakanNya, menghianatiNya, dan mendurhakaiNya.

Dalam benaknya hanya allah yang tersimpan dan disebut. Ia selalu memperbaiki, memperbaharui, dan menjaga hubungan dengan allah serta manusia

Sekalipun dunia mengecewakannya, ia tak peduli. Asal ia tak mengecewakan Tuhannya. Ia menjadi sesuatu apapun juga karena allah, tak mau ia membuatNya malu, dan berpaling darinya. Inilah kesuksesan yang ia pahami.

Satu Mei 2009, 11:09:54

MERINDUKAN IBU

Aku sayang Ibu
Tapi Ibu pergi...
Sekolah di luar negeri
Aku hanya bisa berharap

Ibuku cepat pulang?
Aku ingin sekali bertemu denganmu
Siang malam selalu ku rindu

Tapi...!
Aku baru bisa bertemu tiga tahun lagi
Sungguh amat lama...
Aku sangat merindukanmu

Aku ingin engkau cepat pulang
Menemaniku...
Dalam suka dan duka
Oh... Ibu

Karya Mira Latifa Sari
Santriwati TPQ Al Muhajirun. Komplek Telkom. Ciputat
2012

Kamis, 13 Juni 2019

Sesekali Tengoklah Ke Belakang

Bab 1 Berjalan di atas batu
Bab 2 Saat bulan hilang
Bab 3 Berhenti di tengah jalan
Bab 4 Tetaplah bersamaku
Bab 5 Saat matahati terlihat sumir
Bab 6 Ucapkan maaf dengan tulus
Bab 7 Naluri
Bab 8 Nurani
Bab 9 Dua sayap
Bab 10 Ksatria bintang
Bab 11 Respon spontan
Bab 12 Jalan buntu
Bab 13 Tersesat
Bab 14 Saat pagi terlihat malam
Bab 15 Menjawab soal-soal kehidupan
Bab 16 Janji seorang laki-laki

Novel Dewasa
Penulis San Marta (Sugeng Priyanto)
Tebal 1600 halaman
Penerbit (-)

Selasa, 04 Juni 2019

MELAWAN KEMATIAN

Merentang usia muda
Bak tak berujuang
Dunia menjadi miliknya
Semua diterabas

Kematian dilawan
Seolah dirinya Tuhan
Kematian dapat dikendalikan
Ia lupa siapa yang mencipta

Meregang
Tak sanggup melawan
Hati pun membantu
Tak sanggup mengendapkan ruhnya

Manusia terlalu rapuh
Sangat rapuh
Kematian tak sanggup dilawan
Sekarang Ia berbantal tanah

Berselimut gelap
Berteman amalnya
Malaikat datang
Mengkorfimasi sesuatu

Rindu

Hati siapa yang tak sedih, bila tak jumpa orang terkasih
Dada sesak penuh harap, kampung halaman menjadi tujuan
Lebaran menunggu
Pada beberapa jam kedepan

Hilir mudik kendaraan
Berjuang untuk silaturahmi
Jumpa saudara sepermainan
Melepas penat

Rindu hati ini pada ayah ibu
Bersua senyum
Berpeluk rindu
Gendu-gendu rasa

Malam nanti takbir bertalu-talu
Menggema ke penjuru dunia
Adakah sama rinduku dan rindunya
Melepas kangen ayah ibu

Maaf, kata untuk rindu
Maaf, kata untuk pejuang
Maaf, adalah rindu
Rindu maaf memaafkan


Bogor 4 Juni 2019
Delapan jam jelang takbiran
Untuk Ayah Ibu
Untuk Teman kecilku
Untuk keluarga kecilku

PEJUANG

Tak lahir dari keheningan perjalanan
Tak lahir dari lamunan angan-angan
Ia laksana gemuruh ombak
Ia laksana badai yang mengamuk

Peluh keringat tak ia hiraukan
Pejuang pantang pulang sebelum menang
Menaklukan diri sendiri
Agar arif bijak

Berkawan sunyi
Bermantel prinsip
Bertoreh kemuliaan
Bersarung kepribadian

Minggu, 02 Juni 2019

BUMI YANG BERGONCANG

Hari itu manusia bertanya
Berta besar telah datang
Bumi yang terbelah-belah
Tanda usai sudah

Bumi bercerita tentang dirinya
Perintah Allah tak dapat ditolaknya
Bumi tak pernah menolak
Mahluk yang taat

Manusia bangkit dari alam kubur
Dengan berbagai bentuk rupa
Menggendong amal dipundaknya
Amal kecil ataupun besar

Kebaikan akan ditimbang
Begitu juga keburukan
Pandangan semakin tajam
Membelalak menembus pilu


Senin 18 Februari 2008

A.S. LAKSANA

Sayembara Novel dan Upaya memunculkan Insiden dalam Kesastraan Kita


Disampaikan dalam diskusi "Pengaruh Sayembara Novel DKJ dalam Pertumbuhan Sastra Indonesia", diselenggarakan oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta, TIM, Desember 2012

Satu

Membicarakan sayembara novel DKJ dan pertumbuhan sastra Indonesia, saya ingin memandangnya dari dua sudut pandang, yakni kepentingan pembaca dan kepentingan penulis. Saya akan mengawalinya dari sudut pandang seorang pembaca. Ketika memulai petualangan yang semoga berlangsung seumur hidup sebagai pembaca buku, saya memulainya dengan pengetahuan dan informasi seadanya untuk memilih buku-buku apa saja yang perlu dibaca, seperti apa cerita yang baik, dan siapa penulisnya. Dengan penguasaan informasi yang sangat minimun seperti itu, hasil sayembara oleh DKJ adalah salah satu pemandu terpenting untuk menentukan buku apa yang harus dibaca. Informas bahwa novel ini atau itu adalah "pemenang sayembara" menjadi informasi penting sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan, apakah buku tersebut akan saya beli atau saya pinjam dari perpustakaan. Saya tidak kenal siapa Putu Wijaya, Mahbub Junaidi, Sori Siregar, Marianne Katopo, atau Korrie Layun Rampan pada saat itu. Tepatnya, saya tidal kenal siapa pun saat itu. Jadi, saya menyandarkan diri kepada instutusi untuk menjadi pemandu saya.

Jumat, 31 Mei 2019

LASKAR PELANGI

Lelaki itu bernama Andrea Hirata
Ikal rambutnya membuat tegar jiwanya
Sinar matanya mengguratkan ketahanan jiwanya
Lembutlah suaranya menyiratkan asam garam perjalanan hidupnya

Bergelut dengan "kerapuhan" hidup yang mendera
Tapi kerapuhan itu membakar semangatnya
Jiwa yang berontak dihadapkan dengan alakadarnya
Menyibak misteri yang terpendam dalam raganya

Laskar Pelangi telah membentuk jiwanya kuat
Kekuatannya mampu merobek kepapaan
Tapi Laskar Pelangi adalah prinsip yang menebar pesona
Aura wong Belitong yang bergarang pelita

Indah memegang tampuk Laskar Pelangi yang bergelora
Laskar yang bercabang Pelangi
Pelangi itu bermuara pada
LASKAR PELANGI

Sabtu 16 Februari 2008

TERATAI PUTIH

Ia tumbuh di tempat yang tak dipandang
Dipandangpun tak bersanding pelita
Pandangan jatuh pada sekitar mata
Berpendar tak sempurna

Hati sejuk melihat
Sebuah pesona jiwa nan sempurna
Bak awan yang menentramkan sukma
Tumbuh subur di padang sanubari

Menengadah embun-embun pagi
Berbingkai mentari
Sekarang Tak sebelah mata pada retina
Menembus sukma raga

Tampil muka dunia
Teratai putih sekarang bercahaya
Sehangat mentari pagi
Putih, suci, dan berakarakter

Aroma sedap menampar hidung
Telinga mendengar desau angin
Teratai putih mekar bersama angin
Sepoi nan damai


Ahad 17 Februari 2008

"Passion" dalam konteks Pendidikan, Kreativitas, dan Bayar Tagihan

Bagian Keempat



Uang dan "Passion"
Jika ada satu pembahasan yang mungkin bisa ditambahkan dalam Finding Your Element adalah soal hubungan antara mata pencarian (baca:uang) dan passion. Sebenarnya ini sudah diungkapkan Ken Robinson dalam berbagai contoh dalam buku tersebut. Namun, sekedar untuk memberi jawaban Your passion is alreaday within you-the clues are everywhere your feelings. Passion bisa di definisikan dengan banyak cara. Definisi yang paling tepat untuk saya adalah ini, segala aktivitas yang membuat kita merasa berdaya. Kata kunci pertama adalah "aktivitas". Kata kunci kedua "merasa berdaya", sehingga tidak harus langsung piawai, tetapi prosesnya terasa dimudahkan, diasyikkan, dan diberdayakan.

If You Think your passion does not pay your bill, please ask these questions to your self:

Satu, Apakah saya sudah tahu aktivitas yang membuat diri ini merasa berdaya, mampu, dan tahan banting, dan seterusnya?.

Dua, Apakah saya sudah menekuni aktivitas tersebut sehingga menjadi piawai?.

Tiga, Apakah saya sudah menghasilkan kreasi keren (baca: karya keren yang bermanfaat bagi banyak orang) dari aktivitas tersebut? silakan jawab. Jika semua jawabannya "ya!", saya pastikan uang sudah tidak jadi masalah.

Nah, Anda yang masih mempertanyakan (lagi) kenapa harus tahu, paham, dan peduli passion, selain wajib membaca Finding Your Element, bisa jadi jawabannya sudah disajikan dalam serangkai kalimat indah karya Jalaludin Rumi sekitar 800 tahun lalu berikut ini.

"With passion, we pray
With passion, we make love
With passion, we eat & drink & dance & play
Why look like a dead fish in this ocean of god?"


Sumber: KOMPAS, Jumat, 22 November 2013
Oleh: Rene Suhardono, Penulis dan Pembicara Publik.
@ReneCC
@kompasklass#baca